RESUME BUKU[1]
MENIKMATI
DEMOKARASI
Strategi
Dakwah Meraih Kemenangan
Karya : Anis Matta
Dimanakah kita
harus berhenti sejenak?
Itulah
pertanyaan yang akan terlintas di pikir kita jika disuruh berhenti, pasti ada
tempat tujuan untuk berhenti. Ya, kita menyebutnya Majlis Iman.
Majlis Iman dibutuhkan untuk dua keperluan,
yaitu:
Memantau
Keseimbangan antara berbagai perubahan
pada lingkungan strategis dengan
kondisi internal dakwah serta laju pertumbuhannya
|
|
· Pembaharuan
dan ketajaman orientasi
· Penyelarasan
dan penyeimbangan berkesinambungan antara
kapasitas internal dakwah, peluang di lingkungan eksternal, dan target
pencapaian
|
Mengisi
ulang hati dengan energi yang tercipta dari kesadaran, semangat, tekad,
harapan dan keberanian yang serba baru
|
Memperharui
komitmen dan janji setia kepada Allah swt
|
Majlis Iman pun
juga harus menjadi tradisi dengan alasan:
1)
Kita harus melewati setiap marhalah yang ditepakan dalam grand strategy
2)
Kita hidup di sebuah masa dengan
karakter tidak stabil
3)
Kita pasti akan mengalami seleksi alam
dari Allah swt, jatuh atau lanjutkan!
Tapi, bagaimana
menjalankan Majlis Iman ini?
Tingkatan
|
Aksi
|
individu
|
Perenungan,
muhasabah, pembaharuan niat, motivasi, semangat dan penyelaman terhadap
telaga akal
|
|
|
Jama’ah
|
Ide,
semangat, kreativitas individu dihimpunkan secara kolektif
|
Jika Majlis Iman
telah hilang tradisinya, maka dakwah kehilangan apa yang ia butuhkan.
Proyek Peradaban Kita
Proyek peradaban
kita adalah membangun kehidupan yang Islami
Tujuan : Merekonstruksi pemikiran dan kepribadian
manusia muslim agar berpikir, merasa dan
bertindak sesuai dengan kehendak Allah swt, bil Islam.
Tahapan:
Pembangunan di setiap lini.
|
|
|
|
||||||||||||||
Proses
Peralihan
Tahapan-tahapan
yang telah terstruktur rapi seperti di atas perlu ditambahkan beberapa catatan
untuk koreksi bersama,yaitu:
1.
Tidak ada jarak yang tegas antara
masing-masing tahapan, sebab tahapan itu saling terkait dan berkesinambungan.
2.
Keputusan untuk memasuki tahapan baru
dalam Amal Islami juga ditentukan oleh peluang dan tantangan yang diciptakan
dinamika lingkungan strategis eksternal selain pertimbangan kondisi eksternal.
3.
Keputusan untuk memasuki tahapan baru
sepenuhnya merupakan wewenang para pemimpin dakwah melalui ijtihad jama’i, syuro.
4.
Peralihan pada tiap tahap harus disertai
dengan langkah antisipasi terhadap berbagai kemungkinan positif-negatif yang
membersamainya.
5.
Pentahapan terhadap Amal Islami
merupakan keniscayaan yang bersifat alfabetis.
Sekarang,
Amal Islami telah memasuki era keterbukaan (jahriyah). Maka menurut
Syeikh Muhammad Al-Rasyid , kondisi yang dibutuhkan adalah:
-
Jumlah kader yang cukup dan sebarannya
yang relatif besar
-
Situasi dan kondisi sosial politik yang
kondusif
-
Penerimaan yang baik dan luas atas
kehadiran kita
-
Kendaraan yang yang digunakan untuk
mengantar ke permukaan
Dakwah,
Politik dan Demokrasi
Perbedaaan
mendasar antara demokrasi sekuler dan konsep politik Islam terletak pada
pandangan tentang siapa pemegang kedaulatan. Demokrasi sekuler memberikannya
kepada rakyat. Sementara menurut Islam ada di tangan Tuhan, Allah swt.
Adapun
persamaaannya pada konsep partisipasi, yakni memberikan posisi yang kuat kepada
masyarakat terhadap Negara dan mengunggulkan akal kolektif atas akal individu.
Sehingga
bisa disimpulkan bahwa demokrasi adalah pintu masuk bagi dakwah untuk
memberdayakan umat, kemudian melibatkannya dalam mengelola negaranya sendiri
dan akhirnya memberinya mandate untuk memimpin kembali dirinya sendiri.
Maka
partisipasi politik di alam demokrasi seperti yang sekarang kita lakukan, si
samping mempunyai akar kebenaran dalam referensi Islam juga mempunyai makna
strategis bagi upaya meretas jalan umat secara aman dan bebas untuk membangun
dirinya, bahkan memiliki dunianya sendiri.
Dilema
Partai Dakwah
Dalam
dilema ini Allah swt. sesunguhnya meletakkan ujian bagi para du’at: bagaiman
menyepadankan kebenaran Islam dengan kesalihan manusianya dan menyamakan
kebenaran Islam dengan kehebatan manusianya. Ini semua agar politik tidak lagi
menjadi ‘tugas yang sedi’ dan lagi ‘terkutuk’ hanya karena harus ‘menerjemahkan
nilai-nilai ke dalam fakta-fakta’.
Menikmati
Demokrasi
Ada tiga pusat
kekuasaan dalam Negara demokrasi: wacana publik, legislasi, eksekusi.
Jadi,
yang harus dilakukan adalah bagaimana mengintegrasikan kebenaran dengan
legalitas. Membuat sesuatu yang salah dalam pandangan agama menjadi tidak legal
dalam pandangan hukum positif. Demikianlah dakwah harus bekerja. Ada kebebasan
yang dinikmati bersama tapi juga ada ‘cara‘tersendiri’ untuk mematikan
kemunkaran.
Memenangkan
Wacana Publik
Memenangkan
wacana public adalah seni tentang bagaimana mempengaruhi dan menyusun kerangka
berpikir masyarakat sesuia dengan lensa kacamata yang kita gunakan.
Menjadi
issue maker mungkin lebih
strategis disbanding memiliki media saja, tetapi keduanya akan lebih sempurna.
Kelompok
Pemikir Strategi
Para
pemikir strategi adalah orang-orang yang berpikir dalam kerangka kesisteman,
menggabungkan banyak disiplin ilmu, dan meramunya menjadi sebuah struktur
pemikiran yang utuh, menjelaskan tujuan, cara dan sarana terintegrasi menjadi
satu kesatuan.
Oleh
karena itu, para pemikir strategi harus mempunyai basis yang kuat pada dua
lingkaran ilmu pengetahuan: Basis ilmu-ilmu keIslaman dan basis ilmu social
humaniora.
Saat
ini dakwah sangat membutuhkan kehadiran kelompok pemikir strategi seperti
Sayyid Quthub, Muhammad Al-Ghazali, dan lain-lain.
Dakwah yang Menegara
|
|
|
Politik Isolasi
Isolasi
adalah kunci yang menutup ruang gerak sebuah kekuatan. Setiap kekuatan dalam
medan pertempuran akan menghindari semua usaha pengepungan yang menghilangkan
keleluasaannya untuk bergerak dan melawan. Dalam dunia militer, bisnis, dan
politik modern, jaringan merupakan kekuatan paling ampuh yang setiap saat dapat
digunakan untuk mengisolasi para pesaing.
Celah Sejarah dan Tantangan Baru
Sejarah
bangsa kita, kembali membuka celah. Dalam sebuah transisi yang panjang, yang
sesungguhnya teruji adalah nafas setiap kekuatan politik untuk tetap bertahan dan
konsisten dengan nilai-nilai yang membentuk perilaku politiknya.
Yang
pasti, kita harus bekerja lebih keras, terncana, tepat dan efisien. Sebab,
celah sejarah mungkin berulang di waktu yang lain.
Imunitas
Dunia
politik adalah tempat bersemayam kekuasaan yang secara pasti akan mempengaruhi
kehidupan banyak orang. Itulah sebabnya, kita memerlukan imunitas: semacam daya
tahan terhadap lingkungan yang tidak Islami, daya tangkal terhadap pengaruh
negative, atau daya seleksi terhadap pengaruh positif.
Asas Penyikapan
Penentuan mutu sebuah sikap dan keputusan politik yang
diambil ditentukan oleh nilai:
ketepatan, efektivitas, dan konsistensi.
Jadi,
asas penentuan sikap dan pengambilan keputusannya adalah ’asumsi’ maslahat yang
terdapat dalam perkara itu sehingga bersifat relatif, karena itu mudah berubah.
Resiko keputusan
Sebuah
keputusan syuro selalu mengandung resiko. Dan sepanjang yang dilakukan adalah
mendefinisikan maslahat ‘ammah atau mudharat yang bersifat asumtif, maka selalu
ada resiko kesalahan.
Optimalisasi Syuro
Fungsi
Syuro:
1.
Psikologis; jaminan kebebasan dan
kemerdekaan bagi peserta syuro untuk berpendapat
2.
Instrumental; mewadahi keragaman sebagai
sumber kreativitas dan keunggulan kolektif
Yang Kita Pikirkan dan Yang kita Lakukan
“Mengapa orang-orang
Barat berkepentingan mempelajari cara berpikir kita?” Karena dengan mengetahui
cara berpikir kita, mereka mengetahui car kita bersikap dan bereaksi terhadap
berbagai masalah.
Yang harus kita lakukan
adalah berusaha secara sistematis untuk bekerja dengan kapasitas dan kualitas
yang sama dengan musuh-musuh kita.
Perbaikan Berkesinambungan
Perjalanan
menuju kesempurnaan adalah jalan panjang yang sangat berliku dan melelahkan.
Hanya budaya perbaikan berkesinambungan yang dapat menjamin bahwa kita sampai
ke titik terakhir yang kita inginkan. Inti dari perbaikan berkesinambungan
adalah terciptanya suatu semangat kolektif dalam diri setiap individu pendukung
jama’ah untuk senantiasa belajar dan belajar sehingga organisasi dakwah menjadi
the learning organization. Karena hakikat belajar adalah usaha untuk
berubah kea rah yang lebih baik.
Mengembangkan Kapasitas Internal Kita
Kapasitas
internal adalah total dari kemampuan dan daya dukung yang secara riil kita
miliki.
Dalam
dunia politik praktis, orang-orang tidak akan menanyakan visi-misi kita tetapi
mereka akn menanyakan seberapa mampu kita merealisasikan apa yang kita inginkan.
Budaya Politik Kita
Kita
bukan saja perlu mengembangkan kapasitas internal guna memperbaiki performansi
politik kita agar kita tampak layak di mata publik untuk mengelola Negara
tetapi lebih dari itu kita harus
mengembangkan kultur kita.
Strategi Pencitraan
Apa
yang dipahami orang lain tentang kita sebenarnya dibentuk oleh akumulasi sikap,
perilaku, dan cara lita mengekspresikan diri. Apa yang mereka lihat dan dengar
tentang kita, itulah factor yang menjadi pembentuk citra diri kita di benak
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar