Senin, 13 Februari 2012

Resume Buku MENIKMATI DEMOKRASI ANIS MATTA


RESUME BUKU[1]
MENIKMATI DEMOKARASI
Strategi Dakwah Meraih Kemenangan
Karya : Anis Matta

Dimanakah kita harus berhenti sejenak?
Itulah pertanyaan yang akan terlintas di pikir kita jika disuruh berhenti, pasti ada tempat tujuan untuk berhenti. Ya, kita menyebutnya Majlis Iman.
 Majlis Iman dibutuhkan untuk dua keperluan, yaitu:
Memantau Keseimbangan antara  berbagai perubahan pada lingkungan strategis  dengan kondisi internal dakwah serta laju pertumbuhannya
Right Arrow: Tujuan
·      Pembaharuan dan ketajaman orientasi
·      Penyelarasan dan penyeimbangan berkesinambungan antara  kapasitas internal dakwah, peluang di lingkungan eksternal, dan target pencapaian
Mengisi ulang hati dengan energi yang tercipta dari kesadaran, semangat, tekad, harapan dan keberanian yang serba baru

Memperharui komitmen dan janji setia kepada Allah swt
Majlis Iman pun juga harus menjadi tradisi dengan alasan:
1)      Kita harus melewati setiap marhalah  yang ditepakan dalam grand strategy
2)      Kita hidup di sebuah masa dengan karakter tidak stabil
3)      Kita pasti akan mengalami seleksi alam dari Allah swt, jatuh atau lanjutkan!
Tapi, bagaimana menjalankan Majlis Iman ini?
Tingkatan
Aksi
individu
Perenungan, muhasabah, pembaharuan niat, motivasi, semangat dan penyelaman terhadap telaga akal

Jama’ah
Ide, semangat, kreativitas individu dihimpunkan secara kolektif
Jika Majlis Iman telah hilang tradisinya, maka dakwah kehilangan apa yang ia butuhkan.
Proyek Peradaban Kita
Proyek peradaban kita adalah membangun kehidupan yang Islami
Tujuan   : Merekonstruksi pemikiran dan kepribadian manusia muslim agar berpikir, merasa dan  bertindak sesuai dengan kehendak Allah swt, bil Islam.
Tahapan: Pembangunan di setiap lini.
Organisasi yang kuat dan solid

‘mihwar tandzimi’

 
Basis sosial yang luas dan merata

‘mihwar sya’bi’

 
Institusi di berbagai sektor  dan segmen masyarakat

‘mihwar muassasi’
 
Institusi Negara

‘mihwar daulah’
 
 





Proses Peralihan
Tahapan-tahapan yang telah terstruktur rapi seperti di atas perlu ditambahkan beberapa catatan untuk koreksi bersama,yaitu:
1.      Tidak ada jarak yang tegas antara masing-masing tahapan, sebab tahapan itu saling terkait dan berkesinambungan.
2.      Keputusan untuk memasuki tahapan baru dalam Amal Islami juga ditentukan oleh peluang dan tantangan yang diciptakan dinamika lingkungan strategis eksternal selain pertimbangan kondisi eksternal.
3.      Keputusan untuk memasuki tahapan baru sepenuhnya merupakan wewenang para pemimpin dakwah melalui ijtihad jama’i, syuro.
4.      Peralihan pada tiap tahap harus disertai dengan langkah antisipasi terhadap berbagai kemungkinan positif-negatif yang membersamainya.
5.      Pentahapan terhadap Amal Islami merupakan keniscayaan yang bersifat alfabetis.
Sekarang, Amal Islami telah memasuki era keterbukaan (jahriyah). Maka menurut Syeikh Muhammad Al-Rasyid , kondisi yang dibutuhkan adalah:
-        Jumlah kader yang cukup dan sebarannya yang relatif besar
-        Situasi dan kondisi sosial politik yang kondusif
-        Penerimaan yang baik dan luas atas kehadiran kita
-        Kendaraan yang yang digunakan untuk mengantar ke permukaan
Dakwah, Politik dan Demokrasi
Perbedaaan mendasar antara demokrasi sekuler dan konsep politik Islam terletak pada pandangan tentang siapa pemegang kedaulatan. Demokrasi sekuler memberikannya kepada rakyat. Sementara menurut Islam ada di tangan Tuhan, Allah swt.
Adapun persamaaannya pada konsep partisipasi, yakni memberikan posisi yang kuat kepada masyarakat terhadap Negara dan mengunggulkan akal kolektif atas akal individu.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa demokrasi adalah pintu masuk bagi dakwah untuk memberdayakan umat, kemudian melibatkannya dalam mengelola negaranya sendiri dan akhirnya memberinya mandate untuk memimpin kembali dirinya sendiri.
Maka partisipasi politik di alam demokrasi seperti yang sekarang kita lakukan, si samping mempunyai akar kebenaran dalam referensi Islam juga mempunyai makna strategis bagi upaya meretas jalan umat secara aman dan bebas untuk membangun dirinya, bahkan memiliki dunianya sendiri.
Dilema Partai Dakwah
Dalam dilema ini Allah swt. sesunguhnya meletakkan ujian bagi para du’at: bagaiman menyepadankan kebenaran Islam dengan kesalihan manusianya dan menyamakan kebenaran Islam dengan kehebatan manusianya. Ini semua agar politik tidak lagi menjadi ‘tugas yang sedi’ dan lagi ‘terkutuk’ hanya karena harus ‘menerjemahkan nilai-nilai ke dalam fakta-fakta’.
Menikmati Demokrasi
Ada tiga pusat kekuasaan dalam Negara demokrasi: wacana publik, legislasi, eksekusi.
Jadi, yang harus dilakukan adalah bagaimana mengintegrasikan kebenaran dengan legalitas. Membuat sesuatu yang salah dalam pandangan agama menjadi tidak legal dalam pandangan hukum positif. Demikianlah dakwah harus bekerja. Ada kebebasan yang dinikmati bersama tapi juga ada ‘cara‘tersendiri’ untuk mematikan kemunkaran.
Memenangkan Wacana Publik
Memenangkan wacana public adalah seni tentang bagaimana mempengaruhi dan menyusun kerangka berpikir masyarakat sesuia dengan lensa kacamata yang kita gunakan.
 









Menjadi issue maker  mungkin lebih strategis disbanding memiliki media saja, tetapi keduanya akan lebih sempurna.
Kelompok Pemikir Strategi
Para pemikir strategi adalah orang-orang yang berpikir dalam kerangka kesisteman, menggabungkan banyak disiplin ilmu, dan meramunya menjadi sebuah struktur pemikiran yang utuh, menjelaskan tujuan, cara dan sarana terintegrasi menjadi satu kesatuan.
Oleh karena itu, para pemikir strategi harus mempunyai basis yang kuat pada dua lingkaran ilmu pengetahuan: Basis ilmu-ilmu keIslaman dan basis ilmu social humaniora.
Saat ini dakwah sangat membutuhkan kehadiran kelompok pemikir strategi seperti Sayyid Quthub, Muhammad Al-Ghazali, dan lain-lain.
Dakwah yang Menegara
Rounded Rectangle: Mihwar Muassasi
 


Basis kepemimpinan, sosial, wilayah, konseptual
 
Koneksi politik
 
Kekuatan kuantitaif
 
Kekuatan Strategis

                                                                                                                                                        
 

                                                                                                                                             
Politik Isolasi
Isolasi adalah kunci yang menutup ruang gerak sebuah kekuatan. Setiap kekuatan dalam medan pertempuran akan menghindari semua usaha pengepungan yang menghilangkan keleluasaannya untuk bergerak dan melawan. Dalam dunia militer, bisnis, dan politik modern, jaringan merupakan kekuatan paling ampuh yang setiap saat dapat digunakan untuk mengisolasi para pesaing.
Celah Sejarah dan Tantangan Baru
Sejarah bangsa kita, kembali membuka celah. Dalam sebuah transisi yang panjang, yang sesungguhnya teruji adalah nafas setiap kekuatan politik untuk tetap bertahan dan konsisten dengan nilai-nilai yang membentuk perilaku politiknya.
Yang pasti, kita harus bekerja lebih keras, terncana, tepat dan efisien. Sebab, celah sejarah mungkin berulang di waktu yang lain.
Imunitas
Dunia politik adalah tempat bersemayam kekuasaan yang secara pasti akan mempengaruhi kehidupan banyak orang. Itulah sebabnya, kita memerlukan imunitas: semacam daya tahan terhadap lingkungan yang tidak Islami, daya tangkal terhadap pengaruh negative, atau daya seleksi terhadap pengaruh positif.
Asas Penyikapan
Penentuan  mutu sebuah sikap dan keputusan politik yang diambil  ditentukan oleh nilai: ketepatan, efektivitas, dan konsistensi.
Jadi, asas penentuan sikap dan pengambilan keputusannya adalah ’asumsi’ maslahat yang terdapat dalam perkara itu sehingga bersifat relatif, karena itu mudah berubah.
Resiko keputusan
Sebuah keputusan syuro selalu mengandung resiko. Dan sepanjang yang dilakukan adalah mendefinisikan maslahat ‘ammah atau mudharat yang bersifat asumtif, maka selalu ada resiko kesalahan.
Optimalisasi Syuro
Fungsi Syuro:
1.      Psikologis; jaminan kebebasan dan kemerdekaan bagi peserta syuro untuk berpendapat
2.      Instrumental; mewadahi keragaman sebagai sumber kreativitas dan keunggulan kolektif
Yang Kita Pikirkan dan Yang kita Lakukan
“Mengapa orang-orang Barat berkepentingan mempelajari cara berpikir kita?” Karena dengan mengetahui cara berpikir kita, mereka mengetahui car kita bersikap dan bereaksi terhadap berbagai masalah.
Yang harus kita lakukan adalah berusaha secara sistematis untuk bekerja dengan kapasitas dan kualitas yang sama dengan musuh-musuh kita.
Perbaikan Berkesinambungan
Perjalanan menuju kesempurnaan adalah jalan panjang yang sangat berliku dan melelahkan. Hanya budaya perbaikan berkesinambungan yang dapat menjamin bahwa kita sampai ke titik terakhir yang kita inginkan. Inti dari perbaikan berkesinambungan adalah terciptanya suatu semangat kolektif dalam diri setiap individu pendukung jama’ah untuk senantiasa belajar dan belajar sehingga organisasi dakwah menjadi the learning organization. Karena hakikat belajar adalah usaha untuk berubah kea rah yang lebih baik.
Mengembangkan Kapasitas Internal Kita
Kapasitas internal adalah total dari kemampuan dan daya dukung yang secara riil kita miliki.
Dalam dunia politik praktis, orang-orang tidak akan menanyakan visi-misi kita tetapi mereka akn menanyakan seberapa mampu kita merealisasikan apa yang kita inginkan.
Budaya Politik Kita
Kita bukan saja perlu mengembangkan kapasitas internal guna memperbaiki performansi politik kita agar kita tampak layak di mata publik untuk mengelola Negara tetapi  lebih dari itu kita harus mengembangkan kultur kita.
Strategi Pencitraan
Apa yang dipahami orang lain tentang kita sebenarnya dibentuk oleh akumulasi sikap, perilaku, dan cara lita mengekspresikan diri. Apa yang mereka lihat dan dengar tentang kita, itulah factor yang menjadi pembentuk citra diri kita di benak mereka.


[1] Resume buku ini untuk memenuhi tugas peserta Dauroh Marhalah II KAMMI Daerah Malang
[2]  Kader KAMMI UIN Sunan Kalijaga, PGMI angkatan 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar