Jumat, 18 Mei 2012

Pengembangan Minat Baca Anak [Makalah Manajemen Perpustakaan] ^^

Berangkat dari pertanyaan seseorang yang lebih senior yang pertama kali ku temui ketika naik bis pas mau ke Jogja. "Hobi apanya, mbak? Suka baca? Satu bulan bisa habis berapa buku??" Ng????? Deng dooong,... aku terdiam sebentar kemudian 'cengengesan' [kalo orang jawa bilang]. "Eheheheeee,..." bingung mau jawab apaan. Masa' sih mahasiswa gitu gak doyan baca??? duuh malunya aku kalo jawab yang sejujur-jujurnya. Akhirnya, sambil malu2 aku jawab, "Ng,.. kalo hobi sih,.. enggak,.. cuma sering baca juga siih,. terutama buku2 atau tulisan2 yang menunjang mata kuliah,... en beberapa jenis buku yang disuka ajah,.. heheee,..."
Haduuuuhh,.. pertanyaan simpel tapi menusuk jiwa, [lebay'y mulai keluar deh]. Baca ya??? simpel sih,.. tapi kebanyakan orang masih merasa berat untuk menjadikan aktivitas yang sangat positif itu menjadi hobinya. ehehehe,. termasuk aku juga,. xixi,... Padahal kalau qt tengok lagi, kita buka lagi kitab suci qt, Al qur'an al karim, jelas2 pelajaran pertama yang diajarkan Allah kepada Nabi Muhammad, apa anak-anaaakkkk,...???? Iya,. betul sekali ya, yaitu,. IQRA alias baca!
Tapi,. kenapa yaaa masih ngerasa berat buat baca? padahal manfaat baca ini qt semua udah tau saking bejibun banyaknya manfaatnya sampe nggak bisa ditulis satu2 [whoooo ngeLeessss ^^]. Jane pengen ya, pasti bahagia banget kalo punya hobi yang satu ini. Cerdas, euy! gimana yaa cara numbuhin minat baca??? walaupun qt dah gede tapi gak ada kata terlambat. Apalagi sebagai calon orang tua dan calon guru [aamiin,. ^^], ini nih yang perlu qt tau!
Ini adalah makalah buat tugas kelompok Manajemen Perpustakaan. Aku, Nindy, en Wahid, ^^. Selamat membaca, semoga bermanfaat,..! ^^

A. Latar Belakang
Membaca merupakan salah satu upaya penting dalam proses pembelajaran yakni menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar yang diharapkan. Dengan membaca berarti kita menerjemahkan, mengintepretasikan tanda-tanda atau lambang-lambang dalam bahasa yang dipahami oleh pembaca.
Konsep pendidikan yang dianut di negara kita adalah konsep pendidikan sepanjang hayat. Hal ini sejalah dengan kewajiban setiap insan untuk selalu belajar sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya. Kepandaian dan kemampuan membaca merupakan faktor yang amat penting dalam proses belajar. Menurut pengalaman, pemecahan berbagai persoalan yang berkaitan dengan ilmu dan pengetahuan berkorelasi sangat erat dengan kegiatan membaca. Topandi H. Ismail menyatakan, "...karena dengan membaca kita akan memperolah sejumlah ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan. Membaca laksana kuncinya ilmu pengetahuan."
Membaca merupakan kebutuhan yang fundamental pada zaman modern seperti sekarang. Membaca merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, tak ubahnya seperti kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya. Bagi bangsa kita, hal ini logis agar kita tidak jauh tertinggal dari perkembangan negara-negara lain yang lebih maju.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembinaan dan pengembangna minat baca?
2. Bagaimana prinsip-prinsip dalam membaca?
3. Apa saja faktor-faktor kesiapan membaca?
4. Bagaimana upaya-upaya pengembangan dan pembinaan membaca?
5. Apa sajakah manfaat membaca?

C. Pengertian Pembinaan dan Pengembangan Minat Baca
Pembinaan dan pengembangan berkaitan dengan pemeliharaan, penyempurnaan, dan peningkatan. Jadi pembinaan dan pengembangan minat baca adalah usaha memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan minat baca.
Minat sering disebut dengan "interest". Minat bisa dikatkan sebagai sifat atau sikap yang memiliki kecenderungan-kecenderungan atau tendensi tertentu. Menurut Marksheffel, minat adalah:
1. Bukan hasil pembawaan manusia, tetapi dapat dibentuk atau diusahakan, dipelajari, dan dikembangkan.
2. Minat itu bisa dihubungkan untuk maksud-maksud tertentu untuk bertindak.
3. Secara sempit, minat itu diasosiasikan dengna keadaan sosial seseorang dan emosi seseorang.
Minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah pada kelakuan atau tabiat manusia. Sedangkan membaca merupakan kegiatan melisankan kata-kata atau paparan tertulis. Ada beberapa ahli menyatakan bahwa membaca itu selain menyuarakan kata-kata juga memahami setiap kata.
Menurut Marksheffel, membaca merupakan kegiatan keompleks dan disengaja, dalah hal ini berupa proses berpikir yang di dalamnya terdiri dari pelbagai aksi pikir yang bekerja secara terpadu mengarah kepada satu tujuan yaitu memahami makna paparan tertulis secara keseluruhan. Aksi-aksi pada waktu membaca tersebut berupa memperoleh pengetahuan dari simbol-simbol huruf atau gambar yang diamati, pemecahan masalah-masalah yang timbul serta menginterpretasikan simbol-simbol huruf atau gambar-gambar dan sebagainya.
Sedangkan menurut Bond dan Wagner, membaca merupakan suatu proses menangkap atau memperoleh konsep-konsep pengarang, dan merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksud dari konsep-konsep itu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca tidak hanya mengoperasikan pelbagai keterampilan untuk memahami kata-kata dan kalimat, tetapi juga kemampuan menginterpretasi, mengevaluasi, sehingga memperolah pemahaman yang komprahensif. Minat baca adalah perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu.
Dalam rangka mengemban misi perpustakaan sekolah, guru pustakawan harus berusaha semaksimal mungkin membina kemampuan membaca murid-muridnya sehingga pada diri mereka tumbuh rasa senang membaca. Untuk dapat membina kemampuan membaca murid-murid, guru pustakawan harus benar-benar memahami seluk beluk membaca, seperti prinsip-prinsip membaca, karakteristik membaca yang baik, kesiapan membaca, cara-cara memotivasi murid-murid agar senang mambaca, dan sebagainya. Semua ini tidak hanya dipahami tetapi yang lebih penting adalah diamalkan secara nyata dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan minat baca murid-murid.

D. Tujuan Pembinaan dan Pengembangan Minat Baca
Tujauan dari pengembangan minat baca antara lain:
1. Mendorong minat dan kebiasaan membaca agar tercipta masyarakat yang berbudaya membaca
2. Meningkatkan layanan perpustakaan
3. Menciptakan masyarakat informasi yang siap berperan serta dalam semua aspek pembangunan
4. Memiliki pengetahuan yang luas dan terbaru
5. Meningkatkan kemampuan berpikir
6. Mengisi waktu luang.
Minat baca dapat ditumbuhkan dan dikembangkan, sehingga menjadi kebiasaan melalui penguasaan teknik membaca yang tepat. Teknik membaca yang tepat dapat membuat membaca lebih efisien, efektif, dan menarik.

E. Prinsip-Prinsip Membaca
Ada beberapa prinsip membaca yang perlu diperhatikan oleh guru pustakawan dalam membina dan mengembangkan minat baca para siswa, yakni:
1. Membaca merupakan proses berpikir yang kompleks. Hal ini terdiri dari sejumlah kegiatan seperti memahami kata-kata atau kalimat yang ditulis oleh pengarang, menginterpretasikan konsep-konsep pengarang serta menyimpulkannya.
2. Kemampuan membaca tiap orang berbeda-beda. Setiap orang memiliki kemampuan membaca sendiri-sendiri tergantung pada beberapa faktor, misalnya tingkatan kelas, kecerdasan, keadaan emosi, hubungan sosial seseorang, dan sebagainya.
3. Pembinaan kemampuan membaca atas dasar evaluasi. Pembinaan tersebut harus dimulai atas dasar hasil evaluasi terhadap kemampuan membaca orang yang bersangkutan.
4. Membaca harus menjadi pengalaman yang memuaskan. Seseorang akan senang jika telah berhasil mempelajari sesuatu dengan baik dan merasa puas atas hasil bacaannya.
5. Kemahiran membaca perlu kealihan yang kontinyu. Agar memiliki kemahiran membaca, ketrampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam membaca perlu diperhatikan sedini mungkin sejak seseorang pertama kali masuk sekolah.
6. Evaluasi yang kontinyu dan komprehensif merupakan batu loncatan dalam pembinaan minat baca. Dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan minat baca para siswa harus selalu disertai kegiatan evaluasi karena untuk mengetahui keberhasilan pembinaan dan pengembangan minat baca para siswa.
7. Membaca yang baik merupakan syarat mutlak keberhasilan belajar. Agar memperoleh keberhasilan belajar, seseorang harus membaca secara efisien.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Ada banyak faktor-faktor yang mendukung maupun yang menghambat pengembangan minat baca anak. Oleh karena itu, faktor-faktor pendukung perlu diperkuat sehingga dapat lebih membantu merangsang pembinaan minat baca, dan sebaliknya, faktor-faktor penghambat harus sebisanya dikurangi sehingga tidak menghalangi pengembangan minat baca anak.
Selain faktor pendukung dan penghambat, juga terdapat faktor kesiapan yang mempengaruhi siap tidaknya anak untuk membaca.
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung antara lain tersedianya fasilitas untuk membaca baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat, seperti adanya perpustakaan pribadi/rumah, sekolah, umum, desa, dan lain sebagainya. Di samping itu, adanya berbagai penerbit dan lembaga media massa yang ikut mendorong tumbuhnya minat baca melalui berbagai terbitan juga dapat sangat membantu.
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat yaitu faktor yang menghambat pelaksanaan pembinaan minat baca, antara lain derasnya arus hiburan, seperti TV, VSC, PS, maupun film yang dapat menjadi pesaing terhadap minat baca anak. Di samping itu, kurangnya keteladanan orang tua dalam pemanfaatan waktu senggang untuk membaca dalam keluarga, juga memberi dampak terhadap minat baca sejak masa kanak-kanak. Rendahnya pendapatan masyarakat juga mempengaruhi daya beli atau prioritas kebutuhan dimana buku merupakan bukan kebutuhan utama.
3. Faktor Kesiapan
Faktor yang ikut serta terhadap kesiapan murid untuk membaca dan belajar yaitu:
a. Kesiapan mental (mental readiness for reading)
Kesehatan mental besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan membaca dan belajar. apabila mentalnya kurang sehat, akan timbul beberapa gejala, misalnya sering lupa, kemampuan berpikirnya menurun, sulit mengkonsentrasikan pikirannya terhadap apa yang sedang dibaca atau dipelajari, akibatnya tidak bisa membaca secara efektif dan efisien.
b. Kesiapan fisik (physical readiness for reading)
Secara spesifik ada beberap faktor yang mempengaruhi keberhasilan membaca yang dalam hal ini berhubungan dengan kesiapan fisik. di antara beberapa faktor tersebut adalah berhubungan dengan kapasitas atau kemampuan penglihatan dan pendengaran. selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca walaupun tidak terlalu penting adalah kemampuan bicara, kesehatan, termasuk di dalamnya stamina fisik yang kurang baik, makanan yang kurang, sering sakit, dan sebagainya.
c. Kesiapan emosi (emotional readiness for reading)
Gangguan emosi dapat juga mempengaruhi keberhasilan membaca dan belajar. seorang anak yang memiliki sifat pemalu, terlalu penakut menunjukkan gejala kesulitan emosi. begitu pula seorang anak yang terlalu menggantungkan diri kepada orang tuanya, atau selalu ketakutan, merasa cemas, merasa kurang aman. semua ini menunjukkan bahwa anak tersebut kurang siap untuk membaca dan belajr, dan akan mempengaruhi keberhasilan membaca dan belajarnya.
Kematangan emosi seseorang tidak bisa terlepas dari keadaan lingkungannya. Misalnya sikap orang yang kadang-kadang dalam usaha pembentukan watak putra-putrinya terlalu menyimpang, terlalu memanjakan atau terlalu keras, banyak ikut campur tangna urusan putra-putrinya, pemberian tuntutan yang terlalu berat, dll. begitu juga lingkungan dimana seseorang bergaul atau bermain sehari-hari.
d. Kesiapan pengalaman (experiential readiness for reading)
Kesiapan pengalaman disini berarti pernah-tidaknya membaca, sering tidaknya membaca, luas tidaknya pengetahuan yang dimilikinya. murid-murid yang memahami banyak mengerti kata-kata akan lebih cepat daripada murid-murid yang kurang mengerti kata-kata. begitu pula murid-murid yang memiliki latar belakang pengetahuan yang luas akan lebih cepat memahami bacaan daripada murid-murid yang kurang memiliki latar belakang pengetahuan.

G. Upaya Membina dan Mengembangkan Minat Baca
1. Peran perpustakaan dalam mengembangkan minat baca.
Perpustakaan selain berfungsi sebagai sumber belajar, juga berfungsi sebagai tempat pengembangan potensi khususnya minat baca. Oleh karena itu, fungsi perpustakan perlu dioptimalkan sehingga minat baca dapat ditumbuh kembangkan. Paling tidak ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam upaya optimalisasi fungsi perpustakaan.
Langkah-langkah yang dimaksud adalah:
a. Pengembangan sarana koleksi buku. Koleksi buku tidak hanya menyangkut buku-buku teks semata, melainkan juga harus diisi dengan koleksi buku-buku lain yang dapat membangkitkan minat baca siswa.
b. Pengembangan fasilitas perpustakaan, yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas termasuk fasilitas ruang baca yang terkesan rileks dan tidak menegangkan. Fasilitas perpustakaan juga sudah berbasis teknologi. Koleksi ilmu pengetahuan tidak hanya terbatas dalam bentuk buku dan kertas, tetapi juga harus tersedia dalam berbagai sarana teknologi seperti CD dan database online yang mudah diakses.
c. Penyediaan sumber daya manusia yang berkompeten sehingga dapat membuat kreativitas dan inovasi.
2. Peran keluarga sebagai fondasi tumbuhnya minat baca
Sebuah penelitian menemukan bahwa kegiatan membaca bersama antara anak dan orang tua berpengaruh terhadap sikap dan minat membaca anak. Melalui program membaca bersama antara orang tua dan anak, anak-anak menjadi suka mengisi waktu luangnya dengan aktivitas membaca.
Sepuluh tips untuk membangun kebiasaan membaca dalam keluarga:
a. Anak diminta untuk membaca dengan keras. Para ahli merekomendasikan agar anak membaca keras selama kurang lebih 30 menit dalam sehari.
b. Ciptakan suasana rumah penuh dengan bacaan. Orang tua dapat menyediakan buku-buku bacaan yang sesuai dengan usia anak dan buku-buku yang menarik perhatian anak.
c. Model membaca dan menulis. Membiasakan kegiatan membaca dan menulis dapat membuat anak mampu melihat bagaimana mereka memiliki bahan bacaan sehingga dapat mengembangkan wawasan tentang berbagai permasalahan yang ada dan mampu membuat tulisan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi.
d. Membaca dan menulis dengan anak-anak menggunakan bahasa keluarga. Orang tua seharusnya memberikan kesempatan kepada anak seluas-luasnya untuk menulis apa saja tentang keluarga dengan menggunakan bahasa merek asendiri dan berikan kesempatan kepada mereka sendiri untuk membaca dan mendiskusikannya.
e. Memasak dengna anak untuk melatih anak belajar membaca. Ketika sedang memasak, ibu dapat melibatkan anak paling tidak untuk membaca resep masakan bersama-sama.
f. Merespon tentang cerita atau isi buku bersama-sama. Orang tua dapat mengajukan pertanyaan kepada anak tentang isi buku yang telah dibacanya, kemudian dapat menanyakan kosa-kata apa saja yang belum dimengerti.
g. Menceritakan suatu kisah bersama. Menceritakan bersama-sama mengenai sejarah keluarga sambil melihat foto-foto keluarga, rekaman kegiatan keluarga, cerita waktu liburan ataupun perjalanan keluarga waktu keluar kota dapat memberi motivasi tersendiri untuk mempraktekan minat baca dan menulis bagi anak-anak.
h. Menulis bersama anak. Sediakan waktu untuk melengkapi peralatan tulis-menulis atau menggambar, membuat slogan-slogan yang isinya mendorong anak untuk belajr. Selain itu, berikan bimbijngan kepada anak untuk menuliskan agenda harian mereka dan membacakannya. Dengan cara ini sedikit banyak akan menumbuhkan sikap disiplin pada anak.
i. Mengkominikasikan secara teratur dengan guru tentang perkembangan belajar anak di sekolah. Upaya untuk melakukan komunikasi dengan guru untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di sekolah dan menanyakan perkembangan dan kekurangan anak, serta apa yang dapat dibantu oleh orang tua untuk mendukung meningkatkan kemampuan anak merupakan upaya yang seharusnya menjadi bagian dari tanggungjawab orang tua terhadap perkembangan kepribadian anak.
j. Mengunjungi perpustakaan. Orang tua seharusnya mengatur jadwal untuk mengunjungi perpustakaan atau taman bacaan. Kemudian berikan kesempatankepada anak untuk memilih buku sesuai dengan kesukaannya. Kenalkan anak-anak dengan buku-buku karkangan pengarang terkenal yang menjadi favorit bagi anak pada umumnya.
3. Peran guru dalam mengaktifkan minat baca siswa.
Penanaman kebiasaan membaca harus dimulai pada usia dini, dan sekolah merupakan tempat kedua yang paling tepat setelah rumah untuk menumbuhakan minat baca anak. Salah satu dukungan yang dibutuhkan untuk menumbuhkan minat baca siswa adalah peran guru. Guru perlu memotivasi siswa untuk mencintai buku sejak awal. Karena itu upaya pengembangan minat dan kebiasaan membaca juga diadakah di sekolah-sekolah.
Guru dapat membuat kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca, antara lain:
a. Penyelenggaraan jam-jam cerita di perpustakaan sekolah
b. Pemberian tugas baca
c. Pembuatan tugas kliping
d. Pemotivasian pembuatan majalah dinding
e. Pembuatan majalah sekolah atau buletin sekolah
f. Penyelenggaraan pameran buku pada hari-hari besar nasional di sekolah
g. Penugasan siswa untuk membantu pustakawan
h. Penyelenggaraan program membaca
i. Pemberian bimbingan teknis membaca.

bersambung,.... ^^
berikutnya, ada cara pembinaan minat baca, dan manfaat membaca! ^^ nantikan yang berikutnya yaaa,.. ^^

2 komentar:

  1. Ma'af mbak, saya mau tanya. kalau boleh tahu mbak membaca dan mendapatkan buku tentang minat baca lebih lengkapnya dalam buku apa ya?mohon informasinya ya mbak, saya membutuhkannya, terima kasih. kalau boleh,krm blzan komentar saya di fb saya, dengan nama "INDRIA WIJAYANINGRUM" minta addnya ya mbak. Sekali lagi, terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya juga butuh buku tersebut mbak..
      masalahnya saya dah mutar2 keberbagai toko buku tuk nyari sampai sekarang tak dapat2...
      kirim lewat e-mail saya ya mbak,. adiemusliadi@gmail.com
      makasi sblmnya mbak..

      Hapus