Senin, 21 Mei 2012

Pengembangan Kurikulum di SDIT


LAPORAN OBSERVASI ADMINISTRASI KURIKULUM
DI SDIT LUKMAN AL HAKIM YOGYAKARTA
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Administrasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Zainal Arifin, S.Pd.I, M.S.I

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latarbelakang
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah akan berhasil apabila kegiatan belajar mampu membentuk perilaku peserta didik sesuai visi misi dan tujuan pendidikan. Untuk mencapai kepentingan tersebut harus dikembangkan pembelajaran yang berkualitas, efektif, dan efesien serta terencana dengan baik.
Visi misi serta tujuan pendidikan yang tertuang dalam kurikulum dapat menjadi tolak ukur keberhasilan suatu sekolah. Dalam beberapa dekade tahun ini, pendidikan di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Dimana perubahan kurikulum ini berpengaruh besar terhadap keberlangsungan proses pembelajaran di sekolah-sekolah pada umumnya. 
Dalam kasus ini, kami meneliti lebih jauh mengenai kurikulum yang diterapkan pada SDIT Lukman Al Hakim. Alasan kami memilih SDIT Lukman Al Hakim adalah karena kami ingin mengetahui lebih jauh mengenai pengelolaan kurikulum SDIT yang memiliki ciri khas tersendiri selain  itu  Juga dalam tingkat keberhasilan yang jauh lebih unggul dibanding SD/MI biasa.

  1. Gambaran Umum Sekolah

SDIT Lukman Al-Hakim, bangunan berwarna hijau megah dengan sebuah masjid yang berada di depan tepat setelah gerbang, berdiri apik dan kokoh. Gelak tawa anak-anak yang sedang bermain menyambut kami ketika pertamakalinya memasuki halamat sekolah islami tersebut. Kantor tata usaha berada hanya dua meter dari masjid.
SDIT Lukman Al-Hakim, sebuah sekolah dasar yang mengedepankan pembinaan akhlak dalam setiap pembelajarannya. Sekolah ini terletak di barat Universitas Janabadra Fakultas Hukum. Agak masuk ke dalam dari jalan utama.
SDIT Lukman Al-Hakim ini memiliki 24 ruang kelas dengan masing-masing kelas memiliki 4 ruang kelas paralel. SDIT Lukman Al-Hakim memiliki tenaga pengajar berjumlah sekitar 70 orang serta memiliki siswa sekitar 800 peserta didik. Lebih lengkap dan jelasnya, berikut profil singkat SDIT Lukman Al-Hakim:
1.      Nama Lembaga
Sekolah Dasar Islam Terpadu Luqman Al Hakim
2.      Alamat
Jalan Timoho II Gang Delima no.2 Kelurahan Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta 55165 Telp. 0274-542928 E-mail : sdit_luqmanyk@telkom.net
3.      Status/ Nomor Statistik Sekolah
SD Swasta Terakreditasi A (Amat Baik)
NSS           : 102046014037
NIS           : 100290
NPSN        : 20403412
NSB          : 0021549703006003
4.      Tahun Pendirian
Oktober 1994 di bawah naungan Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam Luqman Al Hakim dengan Akta Notaris Umar Syambudi, SH No. 41 tanggal 31 Oktober 1994
5.      Ijin Operasional
SK GUBERNUR No.180/KPTS/1997 SK KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN No. 060/KPTS/PK/1997
6.      Letak Geografis
Utara         : Jalan Timoho II
Timur         : Gedung DPRD Kota Yogyakarta
Selatan      : Perumahan Timoho Asri
Barat         : Gang Delima
7.      Visi SDIT Lukman Al-Hakim Yogyakarta
Meletakkan dasar-dasar bagi terwujudnya generasi Qur’ani, mandiri dan berprestasi.
8.      Misi SDIT Lukman Al-Hakim Yogyakarta
·         Menyelenggarakan pendidikan al Qur’an di dalam intrakurikuler dan program pembiasaan.
·         Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, islami dan inovatif, kreaktif, efektif dan menyenangkan.
·         Menyelenggarakan pemilihan dan pembinaan siswa yang inspiratif untuk meraih prestasi pada lomba-lomba yang diikuti.
9.      Arah Tujuan Pendidikan SDIT Lukman Al-Hakim Yogyakarta
Tujuan umum pendidikan SDIT Lukman Al-Hakim Yogyakarta adalah membina peserta didik untuk menjadi insan yang muttaqien dan cerdas, berakhlaq mulia dan memiliki keterampilan yang memberi manfaat dan maslahat bagi ummat manusia.
Adapun ciri khas dari SDIT Lukman Al-Hakim adalah:
1.      Kurikulum terpadu
Kurikulum ini mengintegrasikan aspek kauniyah/semesta/alam dengan qauliyah/quraniyah yang di implementasikan dalam pelajaran baik materi maupun proses KBM-nya.
2.      Full day school
Bahwa penyelenggaraan KBM dilaksanakan dari pukul 07.15 hingga 15.30,hal ini karena tuntutan kurikulum yang ada.
3.      Every day with al Qur’an
Bahwa siswa maupun guru/karyawan senantiasa menjadikan Al-Quran bagian dari bacaanharian,baik di sekolah maupun di rumah,dan mentadaburinya.
4.      Tahfidzul al Qur’an
Siswa maupun guru/karyawan menjadikan Al Quran sebagai dan implementasinya diharapkan siswa lulusan hafal 2 juz dari Al-Quran.
5.      Comunicative Interactiv.
Komunikasi simultan antara orang tua dengan sekolah dalam rangka kesesuaian program pendidikan yang dilakukan di sekolah dengan yang dilakukan di rumah.


BAB II
PEMBAHASAN
  
A.  Pengertian Kurikulum
Istilah  “kurikulum “ memiliki berbagai tafsiran, istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus di tempuh oleh seorang pelari. Dalam pendidikan, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.
Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagai halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya menuju finish.
Kurikulum ialah sejumlah mata ajar yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.
Kurikulum bisa diartikan serangkaian pengalaman belajar. Dalam undang-undang No.2 tahun 1989 dikemukakan, bahwa “kurikulum” merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
B.   Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum terdiri dari;
1.    Filsafat pendidikan yang mengandung nilai-nilai dan cita-cita masyarakat tentang manusia yang ideal, dan merupakan sumber tujuan pendidikan.
2.    Lingkungan merupakan suatu ekosistem yang mengikui lingkungan manusiawi, lingkungan sosio kultural, lingkungan biologis, lingkungan geografis.
C.  Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki komponen-komponenyang sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni;
1.   Tujuan
2.    Materi
3.    Metode
4.    Organisasi
5.    Evaluasi.
Komponen-komponen tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.
Pengembangan kurikulum berdasarkan prinssip-prinsip
1.   Berorientasi pada tujuan,
2.    Relevansi dengan kebutuhan,
3.    Efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan,
4.    Fleksibilitas,
5.    Berkesinambungan,
6.    Keterpaduan,dan
7.    Bermutu.

D.  Sekolah Dasar Islam Terpadu
Sejak akhir tahun 1980-an SDIT sangat marak di Indonesia.  SDIT adalah sebuah wacana unik dari para penggagas untuk melihat kejengahan sekolah-sekolah nasional yang mendidik anak sekuleristik dengan memisahkan kehidupan keagamaan dengan kehidupan sosial bermasyarakat.  Ada beberapa sekolah Islam yang merupakan dari sekuleristik yang fokus dalam ibadah-ibadah mahdah sehingga mengabaikan segi ilmu pengetahuan.  Hal ini berdampak pada umat Islam yang semakin terpuruk dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.  Sedangkan kata terpadu sebenarnya memiliki arti yang sangat luas yaitu kurikulum, pembelajaran, lingkungan sekolah yang memadukan dengan masyarakat, orang tua dan sebagainya.  Sedangkan menurut Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), pengertian terpadu yaitu antara lain : keterpaduan/sinergisitas antara orang tua dan guru dalam membimbing anaknya, keterpaduan dalam kurikulum, dan keterpaduan dalam konsep pendidikan.
SDIT adalah salah satu sekolah dasar yang bisa dikatakan mewakili sekolah unggulan yang sekarang ini mulai diminati masyarakat. SD singkatan dari Sekolah Dasar, sedang IT kependekan dari Islam Terpadu.  SDIT ini sama dengan SD sebagaimana yang ada pada  saat ini, baik negeri maupun swasta. Hanya saja menerapkan pendidikan Islam yang terpadu di dalam sistem pengajarannya, artinya bagi siswa SDIT mereka sudah diajari sekaligus mengamalkan ajaran Islam dalam keseharian, mulai dari perilaku sampai pada fikrah dan pengamalan atau penerapan langsung ajaran Islam.
Fungsi guru di SDIT adalah sebagai trainer karena seorang guru harus menguasai penuh  materi yang akan di ajarkan siswa terutama di kelas awal, tidak teks book. Guru di sini dituntut betul untuk menjadi teladan sehingga guru tersebut berkantor di kelas ajarnya, artinya guru bersama siswa secara terus-menerus dan intensif dari mulai masuk sampai akhir pelajaran.
Bahkan dapat dikatakan bahwa siswa SDIT tidak perlu lagi kursus atau privat Bahasa Arab, Bahasa Inggris maupun  membaca Al-Qur’an di luar sekolah sebab di SDIT semua telah diajarkan. Bayangkan saja, waktu sekolah mereka adalah full-day school, mulai jam 07.45 sampai dengan 16.00 WIB atau waktu sholat Asar. Mereka benar-benar digodog secara penuh dalam sistem yang terpadu Islami.
Siswa yang sekolah di SDIT ini tidak hanya diajarkan mata pelajaran biasa saja seperti di SD pada umumnya akan tetapi dikemas dalam bentuk training seharian karena penuh dengan game-game terkait mata pelajarannya bahkan selalu ada yel-yel sebagai pemelihara semangat setiap lima belas menit sekali.  Ini bisa kita bayangkan untuk melakukan itu semua, guru maupun siswa memerlukan energi yang ekstra.  Oleh karena itu, dalam proses rekrutmen calon civitas akademika menjadi perhatian serius bagi pengelolanya untuk mewujudkan sekolah unggulan. 
Proses rekrutmen SDIT seperti layaknya sekolah unggulan lainnya yaitu melalui tes seleksi calon peserta didik.  Tes seleksi ini memadukan antara keilmuan psikologi dengan pengampu standar syarat calon peserta didik yang berfungsi sebagai pencitraan diri si anak.  Pencintraan tersebut meliputi kejiwaannya, mulai dari intelektual, kepribadian, motorik halusnya, sampai pada pola kerja dan komunikasi dari si anak yang bersangkutan serta kemandirian dan jiwa keagamaannya.  Selain itu, orang tua si anak calon peserta didik tersebut juga diinterview guna meng-cross cheque hasil tes dari anaknya.  Pola asuh, sikap terhadap pendidikan anak, tipe mendidik bisa di ungkap dari interview tersebut.  Skor kolaborasi dari kedua interview tadi menghasilkan skor kumulatif yang dapat mencitrakan diri si anak sebagai penentuan diterima atau tidaknya di SDIT untuk dididik ke depannya.   
Hubungan antara Sekolah Islam Terpadu (SIT) termasuk di dalamnya SDIT dengan pendidikan karakter bagaikan mata uang yang tidak dapat terpisahkan karena SIT menjadikan pendidikan karakter sebagai pilar utama dalam proses penyelenggaraannya.  Oleh karena itu, SIT mengembangkan pendidikan sebagai berikut :
1. Menjadikan Islam sebagai landasan filosofis.
2. Mengintegrasikan nilai Islam ke dalam bangunan kurikulum.
3.  Menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran untuk mencapai optimalisasi proses belajar mengajar.
4. Mengedepankan qudwah hasanah dalam membentuk karakter peserta didik.
5. Menumbuhkan biah solihah dalam iklim dan lingkungan sekolah: menumbuhkan kemaslahatan dan meniadakan kemaksiatan dan kemungkaran.
6. Melibatkan peran-serta orangtua dan masyarakat dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
7. Mengutamakan nilai ukhuwwah dalam semua interaksi antar warga sekolah.
8. Membangun budaya rawat, resik, rapih, runut, ringkas, sehat dan asri.
9. Menjamin seluruh proses kegiatan sekolah untuk selalu berorientasi pada mutu.
10. Menumbuhkan budaya profesionalisme.
Nilai-nilai Islam menjadi inspirasi dan sekaligus pemandu utama dalam penyelenggaraan pendidikan di SIT. SIT meyakini bahwa pendidikan Islam akan mampu:
1.      Membentuk sikap dan kepribadian yang kuat berdasarkan prinsip-prinsip nilai keilahiyahan. Dengan aqidah yang benar, seorang muslim akan mampu menunjukkan sikapnya yang tegar, sabar, istiqomah serta selalu berfihak dan membela al Haq.
2.      Memompa semangat keilmuan dan karya. Islam mengajarkan pemeluknya untuk selalu berfikir dan berkarya. Doktrin Islam adalah: ”sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling memberi manfaat bagi orang lain”.
3.      Membangun karakter/pribadi yang saleh yaitu selalu menegakkan nilai-nilai dan praktek ibadah. Pendidikan agama Islam mendidik dan mendisiplinkan pemeluknya untuk selalu taat beribadah kepada Allah SWT. Dengan perilaku ibadah yang bersih, niscaya akan terbentuk karakter muttaqien, selalu menjauhi perilaku negatif dan destruktif.
4.      Membangun Sikap Peduli yaitu Islam selalu mengajarkan sikap peduli kepada orang lain, hewan dan lingkungan. Sikap peduli akan melahirkan sikap yang selalu membangun dan memecahkan segala permasalahan sosial.
5.      Membentuk pandangan yang visioner, berfikir, bekerja dan bertindak untuk kepentingan masa depan.

E.   Kurikulum di SDIT Lukman Al-Hakim
Kurikulum yang digunakan di SDIT Lukman Al-Hakim mengikuti kurikulum Diknas, yaitu KTSP. Namun dalam prakteknya, pelaksanaan kurikulum ini disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, yaitu dengan adanya penambahan jam dan menggunakan pendekatan religius.
Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan sekolah. Misal dalam pengelolaan SDM setiap tahun dilakukan analisis apakah untuk tahun depan mencukupi atau tidak jika SDIT Lukman Al-Hakim akan melakukan perekrutan guru bantu jika mencukupi tidak akan dilakukan perekrutan.
Upaya yang sudah dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar antara lain: setiap tahun diadakan raker, latihan KKG (kelompok kerja guru), Moroja’ah atau saling menyimak, workshop,seminar (pendidikan karakter) dan Study banding.
Dalam pelaksanaan kurikulum, terdapat kendala-kendala yang dihadapi. Diantaranya, dengan perubahan-perubahan kurikulum, sekolah kesulitan yaitu dalam proses penyesuaian diri, karena dibutuhkan energi yang luar biasa. Selain itu, dengan adanya perubahan kurikulum, berarti juga ada perubahan dalam penyusunan silabus dan RPP.

F.   Proses Evaluasi
Untuk mengukur kompetensi suatu mata pelajaran guru melakukan evaluasi dengan cara: ulangan harian, penugasan dibagi menjadi 2 yaitu tes dan non tes (tes antara lain pembuatan karya, non tes antara lain kedisiplinan, ibadah, akhlak), UTS, UAS, tugas mandiri, ulangan kenaikan kelas.
Sumber bahan ajar yag digunakan SDIT Lukman Al-Hakim antara lain: Tiga Serangkai, Ganesha, Erlangga, LKS (membeli atau membuat sendiri diserahkan kepada guru yang mengampu).

DAFTAR PUSTAKA


Ahmad, M. 1998. Pengembangan Kurikulum untuk semua Fakultas dan Jurusan Komponen MKDK. Bandung : Pustaka Setia
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Mulyasa, H. E. 2008. Implementasi Kurikulum tingkat satuan pendidikan kemandirian guru dan kepala sekolah. Jakarta : Bumi Aksara
Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana
Syarifuddin, Rachmat. JSIT Memberdayakan Sekolah-Sekolah Islam. http://republika.co.id. dalam Google.com.

2 komentar: