LAPORAN OBSERVASI ADMINISTRASI
KURIKULUM
DI SDIT LUKMAN AL HAKIM YOGYAKARTA
Makalah
Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Administrasi
Pendidikan
Dosen
Pengampu : Zainal Arifin, S.Pd.I, M.S.I
BAB I
PENDAHULUAN
- Latarbelakang
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah akan berhasil
apabila kegiatan belajar mampu membentuk perilaku peserta didik sesuai visi
misi dan tujuan pendidikan. Untuk mencapai kepentingan tersebut harus
dikembangkan pembelajaran yang berkualitas, efektif, dan efesien serta
terencana dengan baik.
Visi misi serta tujuan pendidikan yang tertuang dalam
kurikulum dapat menjadi tolak ukur keberhasilan suatu sekolah. Dalam beberapa
dekade tahun ini, pendidikan di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan
kurikulum. Dimana perubahan kurikulum ini berpengaruh besar terhadap
keberlangsungan proses pembelajaran di sekolah-sekolah pada umumnya.
Dalam kasus ini, kami meneliti lebih jauh mengenai
kurikulum yang diterapkan pada SDIT Lukman Al Hakim. Alasan kami memilih SDIT
Lukman Al Hakim adalah karena kami ingin mengetahui lebih jauh mengenai
pengelolaan kurikulum SDIT yang memiliki ciri khas tersendiri selain itu Juga
dalam tingkat keberhasilan yang jauh lebih unggul dibanding SD/MI biasa.
- Gambaran Umum Sekolah
SDIT Lukman
Al-Hakim, bangunan berwarna hijau megah dengan sebuah masjid yang berada di
depan tepat setelah gerbang, berdiri apik dan kokoh. Gelak tawa anak-anak yang
sedang bermain menyambut kami ketika pertamakalinya memasuki halamat sekolah
islami tersebut. Kantor tata usaha berada hanya dua meter dari masjid.
SDIT Lukman
Al-Hakim, sebuah sekolah dasar yang mengedepankan pembinaan akhlak dalam setiap
pembelajarannya. Sekolah ini terletak di barat Universitas Janabadra Fakultas Hukum.
Agak masuk ke dalam dari jalan utama.
SDIT Lukman
Al-Hakim ini memiliki 24 ruang kelas dengan masing-masing kelas memiliki 4
ruang kelas paralel. SDIT Lukman Al-Hakim memiliki tenaga pengajar berjumlah
sekitar 70 orang serta memiliki siswa sekitar 800 peserta didik. Lebih lengkap
dan jelasnya, berikut profil singkat SDIT Lukman Al-Hakim:
1. Nama
Lembaga
Sekolah Dasar Islam Terpadu Luqman Al Hakim
2. Alamat
Jalan Timoho II Gang Delima no.2 Kelurahan Muja Muju, Kecamatan
Umbulharjo, Kota Yogyakarta 55165 Telp. 0274-542928 E-mail : sdit_luqmanyk@telkom.net
3. Status/
Nomor Statistik Sekolah
SD Swasta Terakreditasi A (Amat Baik)
NSS : 102046014037
NIS : 100290
NPSN : 20403412
NSB : 0021549703006003
4. Tahun
Pendirian
Oktober 1994 di bawah naungan Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam Luqman
Al Hakim dengan Akta Notaris Umar Syambudi, SH No. 41 tanggal 31 Oktober 1994
5. Ijin
Operasional
SK GUBERNUR No.180/KPTS/1997 SK KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
No. 060/KPTS/PK/1997
6. Letak
Geografis
Utara : Jalan Timoho II
Timur : Gedung DPRD Kota
Yogyakarta
Selatan : Perumahan Timoho Asri
Barat : Gang Delima
7. Visi
SDIT Lukman Al-Hakim Yogyakarta
Meletakkan dasar-dasar bagi terwujudnya generasi
Qur’ani, mandiri dan berprestasi.
8. Misi
SDIT Lukman Al-Hakim Yogyakarta
·
Menyelenggarakan pendidikan al Qur’an di dalam intrakurikuler
dan program pembiasaan.
·
Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, islami
dan inovatif, kreaktif, efektif dan menyenangkan.
·
Menyelenggarakan pemilihan dan pembinaan siswa
yang inspiratif untuk meraih prestasi pada lomba-lomba yang diikuti.
9. Arah
Tujuan Pendidikan SDIT Lukman Al-Hakim Yogyakarta
Tujuan umum pendidikan SDIT Lukman Al-Hakim Yogyakarta adalah membina
peserta didik untuk menjadi insan yang muttaqien dan cerdas, berakhlaq mulia
dan memiliki keterampilan yang memberi manfaat dan maslahat bagi ummat manusia.
Adapun ciri khas
dari SDIT Lukman Al-Hakim adalah:
1. Kurikulum
terpadu
Kurikulum ini
mengintegrasikan aspek kauniyah/semesta/alam dengan qauliyah/quraniyah yang di
implementasikan dalam pelajaran baik materi maupun proses KBM-nya.
2. Full
day school
Bahwa
penyelenggaraan KBM dilaksanakan dari pukul 07.15 hingga 15.30,hal ini karena
tuntutan kurikulum yang ada.
3. Every
day with al Qur’an
Bahwa siswa
maupun guru/karyawan senantiasa menjadikan Al-Quran bagian dari
bacaanharian,baik di sekolah maupun di rumah,dan mentadaburinya.
4. Tahfidzul
al Qur’an
Siswa maupun
guru/karyawan menjadikan Al Quran sebagai dan implementasinya diharapkan siswa
lulusan hafal 2 juz dari Al-Quran.
5. Comunicative
Interactiv.
Komunikasi simultan
antara orang tua dengan sekolah dalam rangka kesesuaian program pendidikan yang
dilakukan di sekolah dengan yang dilakukan di rumah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kurikulum
Istilah
“kurikulum “ memiliki berbagai tafsiran, istilah kurikulum berasal dari
bahasa latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus di tempuh oleh
seorang pelari. Dalam pendidikan, pengertian kurikulum ialah jangka waktu
pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh
ijazah.
Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu
bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran,
sebagai halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat
ketempat lainnya dan akhirnya menuju finish.
Kurikulum ialah sejumlah mata ajar yang harus
ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang
disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu siswa melakukan
berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah
laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.
Kurikulum bisa diartikan serangkaian pengalaman
belajar. Dalam undang-undang No.2 tahun 1989 dikemukakan, bahwa “kurikulum”
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar.
B. Landasan
Pengembangan Kurikulum
Landasan
pengembangan kurikulum terdiri dari;
1. Filsafat
pendidikan yang mengandung nilai-nilai dan cita-cita masyarakat tentang manusia
yang ideal, dan merupakan sumber tujuan pendidikan.
2. Lingkungan
merupakan suatu ekosistem yang mengikui lingkungan manusiawi, lingkungan sosio
kultural, lingkungan biologis, lingkungan geografis.
C. Komponen-Komponen
Pengembangan Kurikulum
Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki
komponen-komponenyang sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni;
1. Tujuan
2. Materi
3. Metode
4. Organisasi
5. Evaluasi.
Komponen-komponen tersebut baik secara
sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya
mengembangkan sistem pembelajaran.
Pengembangan
kurikulum berdasarkan prinssip-prinsip
1. Berorientasi pada tujuan,
2. Relevansi dengan kebutuhan,
3. Efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan,
4. Fleksibilitas,
5. Berkesinambungan,
6. Keterpaduan,dan
7. Bermutu.
D. Sekolah
Dasar Islam Terpadu
Sejak akhir tahun 1980-an SDIT
sangat marak di Indonesia. SDIT adalah sebuah
wacana unik dari para penggagas untuk melihat kejengahan sekolah-sekolah
nasional yang mendidik anak sekuleristik dengan memisahkan kehidupan keagamaan
dengan kehidupan sosial bermasyarakat.
Ada beberapa sekolah Islam yang merupakan dari sekuleristik yang fokus
dalam ibadah-ibadah mahdah sehingga mengabaikan segi ilmu pengetahuan. Hal ini berdampak pada umat Islam yang
semakin terpuruk dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan kata terpadu sebenarnya memiliki arti yang sangat luas yaitu kurikulum,
pembelajaran, lingkungan sekolah yang memadukan dengan masyarakat, orang tua
dan sebagainya. Sedangkan menurut
Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), pengertian terpadu yaitu antara lain : keterpaduan/sinergisitas antara orang
tua dan guru dalam membimbing anaknya, keterpaduan dalam kurikulum, dan
keterpaduan dalam konsep pendidikan.
SDIT adalah salah satu sekolah dasar
yang bisa dikatakan mewakili sekolah unggulan yang sekarang ini mulai diminati
masyarakat. SD singkatan dari Sekolah Dasar, sedang IT kependekan dari Islam
Terpadu. SDIT ini sama dengan SD
sebagaimana yang ada pada saat ini, baik
negeri maupun swasta. Hanya saja menerapkan pendidikan Islam yang terpadu di
dalam sistem pengajarannya, artinya bagi siswa SDIT mereka sudah diajari
sekaligus mengamalkan ajaran Islam dalam keseharian, mulai dari perilaku sampai
pada fikrah dan pengamalan atau penerapan langsung ajaran Islam.
Fungsi guru di SDIT adalah sebagai trainer karena seorang guru harus menguasai
penuh materi yang akan di ajarkan siswa
terutama di kelas awal, tidak teks book.
Guru di sini dituntut betul untuk menjadi teladan sehingga guru tersebut
berkantor di kelas ajarnya, artinya guru bersama siswa secara terus-menerus dan
intensif dari mulai masuk sampai akhir pelajaran.
Bahkan dapat dikatakan bahwa siswa SDIT tidak perlu lagi kursus atau privat
Bahasa Arab, Bahasa Inggris maupun
membaca Al-Qur’an di luar sekolah sebab di SDIT semua telah diajarkan.
Bayangkan saja, waktu sekolah mereka adalah full-day
school, mulai jam 07.45 sampai dengan 16.00 WIB atau waktu sholat Asar.
Mereka benar-benar digodog secara penuh dalam sistem yang terpadu Islami.
Siswa yang sekolah di SDIT ini tidak
hanya diajarkan mata pelajaran biasa saja seperti di SD pada umumnya akan
tetapi dikemas dalam bentuk training seharian karena penuh dengan game-game
terkait mata pelajarannya bahkan selalu ada yel-yel sebagai pemelihara semangat
setiap lima belas menit sekali. Ini bisa
kita bayangkan untuk melakukan itu semua, guru maupun siswa memerlukan energi
yang ekstra. Oleh karena itu, dalam proses rekrutmen calon
civitas akademika menjadi perhatian
serius bagi pengelolanya untuk mewujudkan sekolah unggulan.
Proses rekrutmen SDIT seperti
layaknya sekolah unggulan lainnya yaitu melalui tes seleksi calon peserta
didik. Tes seleksi ini memadukan antara
keilmuan psikologi dengan pengampu standar syarat calon peserta didik yang
berfungsi sebagai pencitraan diri si anak.
Pencintraan tersebut meliputi kejiwaannya, mulai dari intelektual,
kepribadian, motorik halusnya, sampai pada pola kerja dan komunikasi dari si
anak yang bersangkutan serta kemandirian dan jiwa keagamaannya. Selain itu, orang tua si anak calon peserta
didik tersebut juga diinterview guna
meng-cross cheque hasil tes dari
anaknya. Pola asuh, sikap terhadap
pendidikan anak, tipe mendidik bisa di ungkap dari interview tersebut. Skor
kolaborasi dari kedua interview tadi
menghasilkan skor kumulatif yang dapat mencitrakan diri si anak sebagai
penentuan diterima atau tidaknya di SDIT untuk dididik ke depannya.
Hubungan antara Sekolah Islam
Terpadu (SIT) termasuk di dalamnya SDIT dengan pendidikan karakter bagaikan
mata uang yang tidak dapat terpisahkan karena SIT menjadikan pendidikan
karakter sebagai pilar utama dalam proses penyelenggaraannya. Oleh karena itu, SIT mengembangkan pendidikan
sebagai berikut :
1. Menjadikan Islam sebagai landasan filosofis.
2. Mengintegrasikan nilai Islam ke dalam bangunan
kurikulum.
3. Menerapkan dan
mengembangkan metode pembelajaran untuk mencapai optimalisasi proses belajar
mengajar.
4. Mengedepankan qudwah hasanah dalam membentuk
karakter peserta didik.
5. Menumbuhkan biah solihah dalam iklim dan lingkungan
sekolah: menumbuhkan kemaslahatan dan meniadakan kemaksiatan dan kemungkaran.
6. Melibatkan peran-serta orangtua dan masyarakat dalam
mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
7. Mengutamakan nilai ukhuwwah dalam semua interaksi
antar warga sekolah.
8. Membangun budaya rawat, resik, rapih, runut,
ringkas, sehat dan asri.
9. Menjamin
seluruh proses kegiatan sekolah untuk selalu berorientasi pada mutu.
10. Menumbuhkan
budaya profesionalisme.
Nilai-nilai Islam menjadi inspirasi dan sekaligus pemandu utama dalam
penyelenggaraan pendidikan di SIT. SIT meyakini bahwa pendidikan Islam akan
mampu:
1. Membentuk
sikap dan kepribadian yang kuat berdasarkan prinsip-prinsip nilai keilahiyahan. Dengan
aqidah yang benar, seorang muslim akan mampu menunjukkan sikapnya yang tegar,
sabar, istiqomah serta selalu berfihak dan membela al Haq.
2. Memompa semangat keilmuan dan karya. Islam mengajarkan pemeluknya untuk selalu berfikir dan berkarya. Doktrin
Islam adalah: ”sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling memberi manfaat
bagi orang lain”.
3. Membangun karakter/pribadi yang saleh yaitu selalu menegakkan nilai-nilai dan praktek ibadah. Pendidikan agama
Islam mendidik dan mendisiplinkan pemeluknya untuk selalu taat beribadah kepada
Allah SWT. Dengan perilaku ibadah yang bersih, niscaya akan terbentuk karakter
muttaqien, selalu menjauhi perilaku negatif dan destruktif.
4. Membangun Sikap Peduli yaitu
Islam selalu mengajarkan sikap peduli kepada orang lain, hewan dan lingkungan.
Sikap peduli akan melahirkan sikap yang selalu membangun dan memecahkan segala
permasalahan sosial.
5. Membentuk pandangan yang visioner, berfikir, bekerja dan bertindak untuk kepentingan masa depan.
E. Kurikulum
di SDIT Lukman Al-Hakim
Kurikulum yang digunakan di SDIT Lukman Al-Hakim
mengikuti kurikulum Diknas, yaitu KTSP. Namun dalam prakteknya, pelaksanaan
kurikulum ini disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, yaitu dengan adanya
penambahan jam dan menggunakan pendekatan religius.
Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan
sekolah. Misal dalam pengelolaan SDM setiap tahun dilakukan analisis apakah
untuk tahun depan mencukupi atau tidak jika SDIT Lukman Al-Hakim akan melakukan
perekrutan guru bantu jika mencukupi tidak akan dilakukan perekrutan.
Upaya yang sudah dilakukan oleh pihak sekolah untuk
meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar antara lain: setiap tahun
diadakan raker, latihan KKG (kelompok kerja guru), Moroja’ah atau saling
menyimak, workshop,seminar (pendidikan karakter) dan Study banding.
Dalam pelaksanaan kurikulum, terdapat kendala-kendala
yang dihadapi. Diantaranya, dengan perubahan-perubahan kurikulum, sekolah
kesulitan yaitu dalam proses penyesuaian diri, karena dibutuhkan energi yang
luar biasa. Selain itu, dengan adanya perubahan kurikulum, berarti juga ada
perubahan dalam penyusunan silabus dan RPP.
F. Proses
Evaluasi
Untuk mengukur kompetensi suatu mata pelajaran guru
melakukan evaluasi dengan cara: ulangan harian, penugasan dibagi menjadi 2
yaitu tes dan non tes (tes antara lain pembuatan karya, non tes antara lain
kedisiplinan, ibadah, akhlak), UTS, UAS, tugas mandiri, ulangan kenaikan kelas.
Sumber bahan ajar yag digunakan SDIT Lukman Al-Hakim
antara lain: Tiga Serangkai, Ganesha, Erlangga, LKS (membeli atau membuat
sendiri diserahkan kepada guru yang mengampu).
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,
M. 1998. Pengembangan Kurikulum untuk semua Fakultas dan Jurusan Komponen
MKDK. Bandung : Pustaka Setia
Hamalik,
Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Mulyasa,
H. E. 2008. Implementasi Kurikulum tingkat satuan pendidikan kemandirian
guru dan kepala sekolah. Jakarta : Bumi Aksara
Sanjaya,
Wina. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Kencana
Syarifuddin,
Rachmat. JSIT Memberdayakan Sekolah-Sekolah Islam. http://republika.co.id. dalam Google.com.
makasih ya infonya. bermanfaat sekali bagi saya.
BalasHapusiya,. sama2,.
BalasHapussemoga bermanfaat,.. ^^