Kamis, 27 Desember 2012

Bersaing Sehat, Bersaing Kebajikan ^_^

"Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi unggul meskipun masing-masing orang memiliki keunggulan yang berbeda."
[Presiden Amerika, Jhon F. Kennedy]

Setiap orang pasti ingin menjadi lebih baik. Jadi inget sama ucapan seorang kakak, bahwa salah satu cara cepat untuk menjadikan diri menjadi diri yang lebih baik adalah dengan menerapkan sistem persaingan. Yap, persaingan atau kompitisi. Tapi ini bukan soal kalah menang. Penasaran,..? Baca lebih lanjut ya. ^^

Salah satu metode pendidikan yang diajarkan oleh Al Qur'an adalah persaingan. Di dalam surat Al Baqarah: 148, disana Al Qur'an memberi petunjuk agar kita memasuki arena permainan hidup ini dengan semangat saling memacu diri untuk meraih kebajikan (kemenangan).

"Dan bagi setiap ummat (orang) itu ada kiblatnya yang tersendiri (spesifik). Maka berlomba-lombalah kamu dalam menghasilkan kebajikan." :)

Nah, kalau kita merujuk pada perkembangan temuan pengetahuan modern, perlombaan ini adalah kompetisi. Kalau di dunia bisnis, kompetisi atau perlombaan ini sudah terbukti menjadi lahan untuk mengasah kompetensi (keahlian atau keunggulan). Sebenernya, apa sih kompetisi itu? Kalau dikaji menurut arti harfiahnya, kompetisi (to compete) punya pengertian kerjasama,menjalin kesepakan dengan orang lain atau mencari bersama (to seek together).
Pada akhirnya, yang ingin diraih dari kompetisi ini adalah menjadi pemenang (winning). Kalau kita lihat di kamus, winning itu berarti meraih kemenangan dengan menjadi yang terbaik (doing the best) dari diri kita. Salah satu aktor kungfu kenamaan, Bruce Lee, pernah bilang bahwa dengan bekerjasama atau mencari bersama akan mengasah keunggulan kita. Bermain dengan orang lain akan menunjukkan kita di mana titik kelemahan yang harus kita hindari dan di mana titik keunggulan yang harus kita gunakan. 
Nah, kalau kita bicara tentang kompetisi atau perlombaan, ada beberapa hal penting yang kudu kita perhatikan:
The first, sasaran. Yap, sasaran dari perlombaan adalah menciptakan "the best" dari diri kita (proses perbaikan diri ke arah yang lebih baik tanpa henti) bukan merasa lebih baik dari orang lain atau merasa lebih unggul dari para pendahulu kita. The best inilah yang oleh Nabi dikatakan menciptakan hari ini yang lebih baik dari hari yang kemarin dan menciptakan hari ini depan yang lebih baik dari hari ini. The best adalah al Khairaat (kumpulan dari hal-hal baik yang diciptakan oleh perbaikan).

The second, cara. Cara untuk mendapatkan kemenangan dalam perlombaan adalah mengasah ke dalam. Mengapa harus ke dalam diri kita? Yap, meskipun semua orang memiliki bentuk keinginan umum yang sama atau hampir sama tapi setiap orang memiliki cara tersendiri, pusat atau fokus konsentrasi yang berbeda, alat yang digunakan, jalan spesifik yang berbada dengan yang lain.
Seperti yang dibilang oleh mantan presiden AS, Jhon F. Kennedy bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi unggul meskipun masing-masing orang memiliki keunggulan yang berbeda. Oleh sebab itu, menggunakan kesempatan bermain seoptimal mungkin untuk mengasah keunggulan yang berbeda adalah perlombaan menjadi the best tanpa kehilangan arahan tersendiri yang sudah dibuatkan oleh Allah untuk kita.
Jadi inget sama kata-kata yang pernah ku baca, "Untuk menjadi unggul, kita harus menjadi diri sendiri meskipun kita tidak bisa meraih keunggulan hanya dengan seorang diri."

And the last, orang lain. Dalam sebuah perlombaan, lihatlah orang lain sebagai media (fasilitas pendidikan), mitra, lawan main, dan bukan sebagai sasaran (objek) yang harus dikalahkan atau dimatikan. Dengan menjadikan orang lain sebagai media atau mitra dalam sebuah perlombaan hidup, maka baik kemenangan dan kekalahan kita dalam permainan hidup ini tetaplah kemenangan karena keduanya menunjukkan kita tentang apa yang perlu kita perbaiki. ^^ iya kan??
Dengan kata lain, ajaran Nabi untuk ber-Fastabiqul Khairaat (perlombaan) dengan berlandaskan pada pusat konsentrasi yang kita miliki sendiri, mengasah keunggulan yang kita miliki, menekuni aktivitas yang kita pilih, dan semisalnya akan mengarahkan kita untuk menjadi pemenang bagi diri kita (the best). Persoalan bahwa dalam perlombaan dengan orang lain ada yang kalah dan ada yang menang, itu semua sudah merupakan hukum permainan (sunnatullah) dan memang sudah seharusnya seperti itu. ^^

Jadi,.... yang membedakan disini adalah, ketika kita sudah berhasil menjadi pemenang bagi diri kita, maka kalah dan menangnya kita dalam bermain dengan orang lain tidak sampain menjadi hambatan untuk menciptakan prestasi berikutnya (al Khairaat) bahkan malah menjadi pendorong untuk meraih yang lebih baik. Kekalahan bagi orang kalah (atas dirinya) adalah kehancuran tetapi kekalahan bagi pemenang adalah pendorong untuk maju.
Betul banget, kalau kita bermain untuk mengasah keunggulan yang kita miliki, maka menang dan kalahnya kita adalah kemenangan. Maniiiss banget. ^^
....................................

Mohamad Ali pernah bilang, "Winning first than fighting", menangkan dirimu dulu baru kamu bertempur. Ya, kemenangan di atas ring adalah kemenangan kedua setelah kemenangan atas dirinya sendiri.

.............................................
Resolusi tahun baru, yakinkan lagi pada diri kita, bahwa kemenangan terhadap diri sendiri, itulah yang harus didahulukan. Potensi yang kita miliki, kemampuan kita di bidangnya masing-masing, kembangkan lebih lanjut. Dalam diri kita, sebenarnya kita punya dua jiwa. Yang pertama adalah jiwa itu sendiri, yang kalau kita membiarkan ia memimpin diri kita, maka kemauannya sejalan dengan keinginan kita untuk lebih maju, meskipun jalan yang ditempuh lebih berat. Dan yang kedua adalah ego atau nafsu. Nah kalau kita membiarkan ego ini memimpin diri kita, yang ada kita moody, dan ego ini memberikan lebih banyak pada kita kerugian dari pada manfaatnya. 
Diri kita sendiri yang memilih siapa yang menjadi pemimpin atas diri kita. Jiwa atau ego? :) Dan tentu jawabannya pasti jiwa. Iya kan,..? ^_~
Keep belajar,.. belajar,... dan belajar,........ :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar