Senin, 24 Desember 2012

Stempel Baru itu,... Haruskah???

Malem ini, lagi-lagi,.. Masih tertarik dengan buku'y mbak Asma Nadia yang Catatan Hati Seorang Istri,.. Kali ini, ada hal yang baru saya sadari, bahwa tak hanya luka yang ditorehkan terhadap para perempuan-perempuan yang dipoligami, tetapi juga sebutan nama baru untuk mereka,. Tahukah? Ya, istri tua,...

Apakah para lelaki yang berpoligami, mereka yang beralasan menikah lagi dalam kerangka sunnah Nabi atau alasan mulia lain, pernah sekejap saja merenung bahwa tindakan mereka telah menggoreskan tidak hanya luka yang coba diobati oleh para perempuan, tapi juga 'stempel' baru yang tidak mengenakkan bagi istri pertama?
Tahukah? Bahwa stempel baru yang sangat tak mengenakkan untuk didengar itu adalah sebutan 'istri tua'. Sebuatan istri tua untuk perempuan yang menempuh banyak pengrobanan agar bisa bersama lelaki yang dulu mendatangi mereka dengan kalimat-kalimat penuh bunga. Perempuan yang menyertai mereka di awal perkawinan, ketika pekerjaan suami belum lagi mapan. Perempuan yang telah melahirkan dan membesarkan anak-anak dengan baik hingga menjadi sosok yang membanggakan. Perempuan yang telah menghabiskan kemudaan dan kecantikannya dalam bakti, cinta dan keikhlasan bertahun-tahun hingga suami mereka sampai pada posisi sekarang.
Tidakkah setelah semua yang mereka lakukan seharusnya mereka dimuliakan,..??
Jika jawabnya, "Tetapi dengan menikah lagi, suami berusaha memuliakan istri tuanya hingga mudah mendapatkan syurga."
Ya,.. Tetapi apakah dimadu dan menjadi istri tua merupakan jalan satu-satunya untuk mendekatkan perempuan (yang telah menghabiskan tahun-tahun dalam kepatuhan dan bakti itu) pada syurga,...??

#Renungan bersama,....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar