Kamis, 22 Maret 2012

Laboratorium sebagai Sumber Belajar_Lengkap :)

Berbagai usaha yang dilakukan oleh guru atau pengelola pendidik untuk lebih meningkatkan serta mendukung proses belajar yang lebih efektif dan efisien. meskipun banyak faktor yang menetukan kualitas pendidikan atau hasil belajar. Salah satunya yang terkait dengan pusat sumber belajar. Banyak berbagai sumber yang dapat dijadikan sebagai pusat sumber belajar yang salah satunya adalah laboratorium.
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah yang dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkah dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara menurut Emha (2002), laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain.
Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu. tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain. jika ditilik dari pengertian tersebut, hakikat laboratorium tempat untuk melakukan kegiatan praktikum, penelitian, pelayanan masyarakat dan menunjang kegiatan belajar mengajar.
Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia,, laboratorium komputer, dan yang lainnya.
Definisi laboratorium menurut:
1.   Procter
 Laboratorium adalah tempat atau ruangan dimana para ilmuwan bekerja dengan peralatan untuk penyelidikan dan pengujian terhadap suatu bahan atau benda.
2.   ISO/IEC Guide
Laboratorium adalah instalasi atau lembaga yang melaksanakan pengujian.


Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah, laboratorium sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Melalui penyediaan laboratorium, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar. Laboratorium sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan komponen pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran.
Macam-macam laboratorium
1.      Laboratorium pendidikan
Laboratorium yang digunakan untuk pendidikan terutama tingkat SD, SMP, SMA.
2.      Laboratorium riset
Laboratorium yang digunakan oleh para praktisi keilmuwan dalam upaya menemukan sesuatu untuk meneliti suatu hal yang dibidanginya. 
Fungsi Laboratorium
Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar mengajar.
Menurut Sukarso (2005), secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut:
1.      Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
2.      Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
3.      Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.
4.      Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
5.      Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.
Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari laboratorium adalah sebagai berikut :
1.      Laboratorium sebagai sumber belajar
Tujuan pembelajaran fisika dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau melakukan percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan/afektif.
2.      Laboratorium sebagai metode pembelajaran
Di dalam laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni metode percobaan dan metode pengamatan
3.      Laboratorium sebagai prasarana pendidikan
Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.
Berdasarkan hasil pemantauan Direktorat Pendidikan Menengah Umum dan Inspektorat Jendral dalam Anonim (2003), Laboratorium IPA-Fisika yang pemanfaatan dan pengelolaannya sebagai sumber belajar yang belum optimal atau tidak digunakan disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:
1.      Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan pemanfaatan bahan praktek masih belum memadai
2.      Kurang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas tenaga laboratorium
3.      Banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak yang belum diadakan kembali
Tidak cukupnya/terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan tidak setiap siswa mendapat kesempatan belajar untuk mengadakan eksperimen.
Jika dikaitkan dengan pengertian sumber belajar, maka laboratorium merupakan salah satu dari berbagai macam sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah. Mengacu pada definisi sumber belajar yang diberikan oleh Association for Education Communication Technology (AECT) maka pengertian sumber belajar adalah berbagai sumber baik itu berupa data, orang atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik yang digunbakan secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.
Ditinjau dari segi pendayagunaan, AECT membedakan sumber belajar menjadi dua macam yaitu:
1.      sumber belajar yang dirancang atau sengaja dibuat untuk digunakan dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Sumber belajar yang dirancang tersebut dapat berupa buku teks, buku paket, slide, film, video dan sebagainya yang memang dirancang untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran tertentu,
2.      sumber belajar yang tidak dirancang atau tidak sengaja dibuat untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran. Jenis ini banyak terdapat disekeliling kita dan jika suatu saat kita membutuhkan, maka kita tinggal memanfaatkannya. Contoh sumber belajar jenis ini adalah tokoh masyarakat, toko, pasar, museum.
Mengacu pada definisi AECT tentang sumber belajar, maka sumber belajar jenis pertama yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat untuk membantu pencapaian tujuan belajar perlu disimpan untuk didayagunakan secara maksimal. Penyimpanan berbagai sumber belajar tadi ditempatkan dan diorganisasikan di laboratorium, khususnya sumber belajar yang menunjang pelajaran MIPA. Dengan demikian maka laboratorium merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan di lingkungan berbagai lembaga, termasuk sekolah guna membantu tercapainya setiap upaya pembelajaran.
Laboratorium perlu dilestarikan serta dikelola, karena berperan untuk mendorong efektivitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan, fungsi pengadaan/ pengembangan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektivitas dan efisien pembelajaran.
Tujuan Laboratorium sebagai salah satu sumber belajar harus menjadi perhatian utama pengelola Laboratorium. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan suatu manajemen pelayanan yang berfokus pada pembelajar sebagai pelanggan. Pelayanan harus memperhatikan dan menerapkan kaidah manajemen kualitas pelayanan. Dengan menerapkan hal tersebut, suatu pelayanan laboratorium dapat mencapai sasaran.
Proses manajemen pelayanan laboratorium yang berkualitas merupakan pendekatan manajemen kualitas total yang dapat membantu mempertahankan dan mengembangkan sumber belajar dan pembelajarnya sehingga dapat memperluas fungsi laboratorium. Jadikanlah proses kepemimpinan sebagai sumber utama yang menyediakan nilai terbaik bagi pembelajar. Proses manajemen yang berkualitas harus didukung oleh tujuan yang jelas dan dirancang untuk memberi dampak sebagai berikut (Flichman, 1994):
1.      Peningkatan kepuasan pembelajar yang dimulai dengan mengetahui kebutuhan pembelajar, dan kemudian memberikan layanan sesuai dengan kebutuhannya.
2.      Peningkatan kualitas dengan jalan meniadakan hal-hal yang dapat memberi kesan buruk pada pembelajar sewaktu kedatangannya yang pertama.
3.      Peningkatan produktivitas dengan jalan meningkatkan efektivitas sumber daya yang tersedia untuk mendapatkan persentase nilai yang lebih tinggi.
4.      Peningkatan kualitas secara terus menerus.
5.      Peningkatan kekuatan tim manajemen dengan mengintegrasikan berbagai kelompok melalui keahlian dan ketrampilan masing-masing.
6.      Peningkatan kepuasan pekerja (laboran) dengan melibatkannya dalam perumusan tujuan, dan mengenali partisipasinya maupun pencapaiannya.

Kelebihan dan Kekurangan Laboratorium
1.      Penerapan kegiatan laboratorium dalam pembelajaran memiliki kebaikan dan kelemahan. Kebaikan dari pelaksanaan praktikum antara lain :
a.       Melibatkan siswa secara langsung dalam mengamati suatu proses
b.   Siswa dapat meyakini akan hasilnya, karena langsung mendengar, melihat, meraba dan mencium yang sedang dipelajari
c. Siswa akan mempunyai kemampuan dalam keterampilan mengelola alat, mengadakan percobaan, membuat kesimpulan, menulis laporan, dan mampu berpikir analisis
d.    Siswa cenderung tertarik pada objek nyata di alam sekitarnya
e.     Memupuk dan mengembangkan sikap berpikir ilmiah, sikap inovatif, dan saling bekerja sama
f. Membangkitkan rasa ingin tahu, memperkaya pengalaman keterampilan kerja dan pengembangan berpikir ilmiah
2.      Kelemahan/ kekurangan dari praktikum antara lain :
a.       Guru harus benar-benar mampu, menguasai materi dan keterampilan
b.      Tidak semua mata pelajaran dapat dipraktekan dan tidak semua diajarkan dengan metode praktek
c.       Alat dan bahan-bahan mahal harganya, dapat menghambat untuk melakukan praktek

1 komentar: