Prolog: Pendidikan karakter memang isi yang sedang hangat diperbincangkan. Berangkat dari keprihatinan masyarakat dan pemerintah tentang kondisi bangsa Indonesia yang semakin ambruk, maka dicanangkanlah pendidikan karakter serta diusunglah Grand Design Pendidikan Karakter. Lihat saja, kini sekolah tidak hanya sebagai tempat belajar saja, melainkan sudah multi fungsi. Mulai dari tempat pacaran sampai tawuran bahkan perdangan narkotika. Seperti itulah sekelumit potret pendidikan Indonesia kini. Siapa yang tidak miris. Negeri yang tadinya menjadi guru bagi malaysia, kini menjadi negara 'kuno'. Idealnya kini seharusnya Indonesia bisa berada di atas Malaysia, paling tidak sejajar, namun apa nyatanya?
Oke oke, kembali ke pendidikan karakter. Sebenarnya jika mau kembali kepada The Real of Islam, disana telah ada tawaran solusinya. Oke, silahkan digali lebih dalam lagi mengenai solusi Islam terhadap perbaikan karakter bangsa. [wah, kok jadi topik yang menarik ya? hehee,..] Ok, langsung saja ini dia materinya,... ^^
Pendidikan karakter adalah upaya
yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan
menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan
kamil, dimana tujuan pendidikan karakter adalah meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekola melalui pembentukan karakter
peserta didik secra utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar
kompetensi lulusan.
Penerapan pendidikan karakter dapat
diimplementasikan dalam lingkup makro dan mikro. Dalam lingkup mikro,
internalisasi pendidikan karakter dapat dimulai dari lingkup terkecil suatu
individu, yakni lingkungan keluarga. Kebiasaan baik yang dicontohkan oleh orang
tua dapat menanamkan sifat-sifat karakter baik pada anak. Contohnya ketika
seorang ayah yang membangunkan anaknya untuk sholat subuh berjamaah, jika si
anak belum bangun, maka ketika sang ayah pulang dilihatnya kamar anak, sandal
jepit yang basah, atau tempat wudhu untuk mengecek apakah si anak telah bangun
dan melaksanakan shalat. Jika si anak mengatakan sudah namun tanda-tanda
Dari segi kata akhlak dan karakter
secara bahasa mengandung makna yang sama , yakni kebiasaan, tabi’at, watak,
sifat-sifat kejiwaan. Dan secara istilah, karakter dan akhlak mempunyai arti
sama juga yaitu suatu kehendak yang sudah biasa dan sering dilakukan secara
spontan. Maka maksud dan tujuan pendidikan karakter dan pendidikan akhlak
semakna dan sejalan, yakni suatu usaha sadar untuk membantu individu mempunyai
kehendak untuk berbuat sesuai dengan nilai dan norma (baik dalam agama maupun
di masyarakat) serta membiasakan perbuatan tersebut dalam kehidupannya.
Kemendiknas menyebutkan ada delapan
belas nilai karakter, yakni:
1. Religious/taat
Guru
harus menamkan nilai-nilai keagamaan kepada peserta didik. Ketaatan dan
kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, termasuk
dalam hal toleransi terhadap umat beragama, serta hidup rukun dan berdampingan.
2. Jujur
Menanamkan
kejujuran bagi peserta didik sejak dini dapat dilakukan saat ia masih duduk di
bangku sekolah dasar. Terkait itu, banyak pihak yang berpendapat bahwa sekolah
dasar dinilai menjadi wadah utama dalam pembentukan karakter.
Ada
beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam membangun karakter jujur pada
anak, yakni:
a.
Proses pemahaman terhadap kejujuran itu
sendiri.
Tumbuhkan
pemahaman peserta didik terhadap nilai jujur. Kemudian kembangkan lagi dari
pemahaman tersebut menjadi penghayatan dan pengamalan.
b.
Hendaknya guru menyediakan sarana yang
dapat merangsang tumbuhnya sikap jujur pada anak.
Pihak
sekolah maupun guru dapat menyediakan sebuah sarana untuk memancing rasa berani
dan jujur.
c.
Hendaknya guru menjadi contoh atau
teladan bagi anak.
Dengan
segala tingkah laku dan gerak-gerik guru, anak dengan mudah mencontoh. Karena
sejatinya seorang anak adalah peniru ulung. Maka guru harus berhati-hati juga
dengan sikapnya.
d.
Hendaknya guru bersikap terbuka terhadap
anak, sehingga terjalin komunikasi yang baik.
Dengan
komunikasi yang baik, anak tidak akan merasa sungkan terhadap gurunya sehingga
anak merasa bebas menyampaikan pendapat maupun masalahnya.
e.
Hendaknya guru tidak bereaksi berlebihan
ketika mendapati anak didiknya berbohong.
Bersikaplah
sewajarnya. Nasehati secara baik-baik dan lakukan pendekatan secara
interpersonal, sehingga anak tidak merasa dihakimi dan anak dapat menyadari
kekeliruannya.
3. Toleransi
Guru
harus menamkan karakter toleransi terhadap peserta didiknya. Hal ini bertujuan
agar peserta didik dapat menghargai orang lain yang mungkin berbeda dengan
dirinya. Memahamkan bahwa rakyat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk.
Dengan banyaknya suku, adat, bahasa, menjadikan kita harus menghargai
antarsesama. Termasuk menghargai dalam perbedaan agama.
4. Disiplin
Ada
beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru untuk membentuk karakter disiplin
pada diri peserta didik. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Konsisten.
Guru
perlu membuat kesepakatan dengan peserta didik demi kelancaran proses kegiatan
belajar mengajar di kelas. Dimana kedua pihak harus menepati atau konsisten
terhadap peraturan yang telah dibuat dan disepakati bersama.
b.
Bersifat jelas.
Buatlah
peraturan yang jelas, yang tidak membingungkan murid. Ini merupakan salah satu
cara untuk menanamkan sikap disiplin pada peserta didik. Dengan peraturan yang
jelas dan sederhana, akan mempermudah peserta didik untuk melakukannya.
c.
Memperhatikan harga diri.
Jika
guru mendapati peserta didiknya ada yang tidak disiplin, hendaknya jangan
menegur di depan teman-temannya. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap
psikologi peserta didik yang menyebabkannya merasa minder dan tidak dihargai.
Hendaknya guru menegur secara baik-baik dan dilakukan dengan pendekatan
personal.
d.
Sebuah alasan yang bisa dipahami.
Hendaknya
guru ketika membuat peraturan bersama peserta didik, dipahamkan juga mengapa
alasan tersebut dibuat. Jangan biarkan peserta didik tidak mengetahui manfaat
diberlakukannya peraturan tersebut.
e.
Menghadiahkan pujian.
Memberikan
pujian dengan apa yang telah dilakukan peserta didik terutama ketika mereka
telah berhasil menjalankan peraturan tersebut dengan baik, akan memberikan efek
yang sangat baik. Peserta didik akan merasa dihargai, dan hal ini akan
mendorong semangatnya untuk melakukannya lagi dan lagi.
f.
Memberika hukuman.
Apabila
guru harus dengan terpaksanya memberikan hukuman kepada peserta didik, berilah
hukuman yang tidak menyakitinya secara fisik dan psikis. Hendaknya guru
berhati-hati ketika memberikan hukuman, serta dipahamkan kepada peserta didik
tersebut mengapa ia mendapat hukuman. Hukuman tersebut juga sebaiknya hukuman
yang mendidik, bukan melemahkan peserta didik.
g.
Bersikap luwes.
Dalam
kondisi tertentu peserta didik bisa saja melanggar peraturan yang ada. Maka
sudah seharusnya guru dapat memahami, bersikap fleksibel dan luwes. Sehingga
anak tidak merasa tertekan dengan adanya peraturan tersebut.
h.
Melibatkan peserta didik.
Dalam
membuat peraturan, hendaknya guru melibatkan juga peserta didik di dalamnya.
Hindari membuat peraturan sepihak karena hal itu dapat menimbulkan pertentangan
pada dirinya.
i.
Bersikap tegas.
Bersikap
tegas bukan berarti bersikap keras. Sikap tegas guru mencerminkan keseriusannya
menerapkan peraturan kedisiplinan tersebut.
j.
Jangan emosional.
Ketika
memberikan hukuman terhadap peserta didik, hendaknya guru menghindari emosi
yang berlebihan. Jangan menghukum peserta didik saat dalam keadaan marah.
Karena hal itu dapat membuat guru menjadi tidak objektif dalam memperlakukan
peserta didik.
5. Kerja keras/gigih
Kerja
keras adalah semangat pantang menyerah yang diikuti keyakinan kuat dan mantap
untuk mencapai impian dan cita-cita. Nilai-nilai tersebut sangat penting agar
tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuan dan cita-cita.
Berikut
adalah beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan karakter kerja
keras peserta didik:
a.
Membantu peserta didik untuk membuat
target pencapaian yang realistis
Hendaknya
guru melatih peserta didik untuk membuat target-target yang akan dicapai. Untuk
tahap berlatih, mintalah peserta didik untuk membuat target-target yang mudah
diraih sekaligus doronglah agar mencapai target tersebut.
b.
Guru harus menyadari bahwa target
termasuk sarana belajar
Target
merupakan sarana belajar yang dapat membantu peserta didik dalam belajar.
Target dapat menjadi patokan atau rambu-rambu untuk giat belajar dan berusaha.
c.
Guru mesti menghargai setiap proses
belajar
Hendaknya
guru memberikan apresiasi positif atas proses dan usaha terbaik yang telah
dilakukan peserta didik. Cara tersebut dapat menumbuhkan perasaan diterma pada
diri peserta didik sehingga ia akan semakin bersemangat untuk lebih
meningkatkan keterampilannya dalam mempelajari kegigihan.
d.
Kegigihan perlu ditanamkan melalui
penjelasan tentang arti kegigihan
Selain
guru menjelaskan mengenai kegigihan, guru juga harus menjelaskan arti sebuah
kegigihan. Dimana ketika hendak mencapai suatu tujuan pasti akan ada halangan
dan rintangan yang harus dilalui. Itu merupakan bagian dari proses menggapai
tujuan. Dengan bekerja keras, usaha, dan berdoa, tujuan yang telah dibuat pasti
akan tercapai. Setidaknya telah melakukan yang terbaik.
e.
Berdamai dengan kegagalan
Jika
peserta didik menemui kegagalan, maka tugas guru adalah memberinya pengertian
mengenai kegagalan. Bahwa dalam setiap usaha pasti akan menemukan kegagalan.
Justru dengan kegagalan seseorang dapat menjadi lebih baik. Banyak orang hebat
yang lahir dari kegagalan. Dengan sikapnya yang besar hati dan gigih, maka terwujudlah
impian dan cita-citanya. Hal ini dapat mengatasi rasa kecewa yang mungkin
muncul dalam diri peserta didik.
f.
Memberikan kesempatan untuk menghadapi
tantangan
Memberikan
tantangan adalah cara terbaik untuk memberikan pelajaran. Dengan memberikan kesempatan
untuk menghadapi tantangan, peserta didik akan banyak belajar yang kemudian
akan membuatnya lebih memahami dan dapat mengembangkan potensinya.
6. Kreatif
Dalam
rangka mengembangkan potensi kreativitas peserta didik, maka pendekatan yang
bisa menstimulais kemampuan, terutama kemampuannya dalam menyelesaikan masalah
secara sistematis sangatlah dibutuhkan. Kemampuan menyelesaikan berbagai
masalah dapat diartikan sebagai berkembangnya wawasan peserta didik yang
akhirnya dapat berimplikasi terhadap kreatifitasnya.
7. Mandiri
Peserta
didik yang mandiri bisa melayani kebutuhannya sendiri sekaligus bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri. Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan
untuk menanamkan sikap mandiri terhadap anak didik:
a.
Berilah bekal keterampilan untuk
mengurus diri sendiri
Latihlah
peserta didik untuk membuat jadwal hariannya di rumah dan di sekolah, kemudian
melaksanakan dan menaati jadwal yang sudah dibuatnya tersebut.
b.
Bentuklah kegiatan-kegiatan sekolah yang
merangsang sikap mandiri
Guru
maupun pihak sekolah perlu untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat
merangsang sikap mandiri siswa. Seperti kegiatan ekstra pramuka. Disini peserta
didik dapat dilatih sikap mandirinya.
c.
Mintalah kepada peserta didik untuk membuat
program kegiatan positif
Cobalah
guru meminta kepada peserta didik untuk membuat program kegiatan positif yang
dapat dilakukan di rumah maupun di sekolahnya. Contohnya, setelah pulang
sekolah peserta didik membuat jadwal mengerjakan tugas bersama disalah satu
rumah temannya yang berdekatan sore nanti, atau kegiatan lain yang mempunyai
nilai positif.
d.
Biarkan peserta didik mengatur waktunya
sendiri
Dengan
memberikan kepercayaan dan keyakinan diri terhadap peserta didik untuk membuat
jadwal dan mengatur waktunya sendiri, akan mendorong peserta didik untuk
melaksanakan jadwal yang telah dibuatnya. Peran guru adalah ketika peserta
didik sudah mulai keluar dari jalur yang sudah ditetapkannya.
e.
Peserta didik diberi tanggung jawab
Guru
juga harus memberikan tanggung jawab terhadap peserta didik. Hal ini dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan mandiri untuk melaksanakan tugasnya. Guru
juga meminta pertanggungjawaban terhadap program yang telah direncanakan oleh
peserta didik. Baik secara lisan maupun tertulis.
f.
Mewujudkan kondisi badan yang sehat dan
kuat
Kondisi
badan yang sehat dan kuat merupakan bagian penting dari kompetensi dan
kemandirian. Oleh karena itu, sekolah harus membuat suatu kegiatan guna
mewujudkan kondisi seperti itu. Misalnya tiap pecan ada olahraga pagi secara
bersama yang dilakukan oleh peserta didik dan guru-gurunya.
g.
Berilah kebebasan kepada peserta didik
untuk menentukan tujuannya sendiri
Guru
juga perlu memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menentukan tujuannya
sendiri, hal ini dapat memberikan keyakinan lebih terhadap diri peserta didik
untuk berpikir mandiri.
h.
Menyadarkan peserta didik bahwa guru
tidak selalu ada di sisinya
Peserta
didik perlu diberi kesadaran bahwa guru tidak selamanya ada di sisinya. Ini
bertujuan untuk mulai menumbuhkan sikap mandiri, dapat dengan belajar sendiri
maupun belajar bekerja sama dengan teman-teman sebayanya. Tidak bergantung
selamanya kepada gurunya.
8. Demokratis
Guru
harus memahamkan peserta didiknya akan nilai demokratis. Yakni memahami bahwa
setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Sehingga tidak ada
pembedaan sikap terhadap satu dengan yang lainnya. Karena semua manusia
hakikatnya sama, yaitu diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga sudah
seharusnya bersikap adil dengan sesama.
9. Rasa ingin tahu
Peserta
didik perlu untuk ditanamkan karakter rasa ingin tahu. Yakni cara berpikir,
sikap, dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingin-tahuan terhadap
sega hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam. Hal ini
sangat berguna bagi peserta didik untuk mengembangkan dan memperluas wawasan
dan pengetahuannya.
10. Semangat kebangsaan/nasionalisme
Nasionalisme
yakni sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas
kepentingan pribadi atau individu dan golongan. Guru memahamkan kepada peserta
didik pentingnya semangat kebangsaan. Hal ini dapat diaplikasikan dengan
semangatnya mengikuti upacara hari senin atau upacara pada hari-hari besar
kebangsaan untuk menumbuhkan semangat kebangsaan dan mengingat jasa pahlawan.
11. Cinta tanah air
Cinta
tanah air yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan ras bangga, setia, peduli
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik dan lain
sebagainya sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat
merugikan bangsa sendiri. Guru dapat memahamkan peserta didik akan pentingnya
menggunakan produk dalam negeri, mencintai budaya, bahasa, keanegaraman suku
bangsa yang ada di Indonesia.
12. Menghargai prestasi
Menghargai
prestasi yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain serta mengakui
kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi lebih tinggi.
Guru harus menanamkan kepada siswa pentingnya berprestasi. Selain bermanfaat
bagi diri peserta didik sendiri, dengan berprestasi juga artinya mengharumkan
nama Indonesia. Sehingga kita perlu menghargai prestasi-prestasi yang telah
diraih oleh anak bangsa Indonesia serta menjadi pemantik untuk menumbuhkan
semangat berprestasi.
13. Komunikatif
Komunikatif
yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang
santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik. Guru
memahamkan kepada peserta didik akan pentingnya komunikasi yang baik dalam
membina suatu hubungan dengan orang lain. Dengan komunikasi yang baik, dapat
menyelesaikan berbagai permasalahan yang mungkin nantinya akan dialami.
14. Cinta damai
Cinta
damai yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang,
dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu.
15. Gemar membaca
Gemar
membaca yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara
khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, Koran, dan
lain sebagainya sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya. Guru menanamkan
pada diri peserta didik akan pentingnya membaca. Ini akan sangat bermanfaat
untuk memperluas wawasan. Guru juga harus menjadi teladan yang dapat dilihat
peserta didiknya dalam menerapkan budaya membaca di kelas.
16. Peduli lingkungan
Peduli
lingkungan yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan
melestarikan lingkungan sekitar.
17. Peduli sosial
Sikap
peduli terhadap orang lain merupakan sikap yang sangat dibutuhkan oleh bangsa
Indonesia. Kepedulian perlu ditanamkan sejak dini pada seorang anak. Sebabnya,
diperlukan latihan, pengenalan, dan penanaman yang intens, sehingga nilai-nilai
kepedulian tersebut akan tumbuh dan berakar kuat pada diri seseorang.
Berikut
adalah langkah-langkah yang dapat menumbuhkan sikap peduli pada peserta didik.
Diantaranya:
a.
Menanamkan rasa peduli terhadap diri
sendiri.
Sebelum
memahami orang lain, terlebih dahulu pahamilah diri sendiri. Guru mengajak
murid untuk memahami dirinya masing-masing serta menumbuhkan rasa peduli pada
diri peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran diri
akan pentingnya kesehatan, kebersihan, maupun kebiasaan-kebiasaan yang lainnya
yang berkaitan dengan personal peserta didik.
b.
Peduli terhadap adik kelas.
Doronglah
peserta didik untuk peduli terhadap adik kelasnya. Hal ini dapat dilakukan
dengan bersikap baik, berkata baik, menasehati dengan baik, dan mengekspresikan
rasa kasih saying terhadap adik kelasnya. Hendaknya guru juga menciptakan
budaya berkata baik dan bersikap sopan dalam diri peserta didik.
c.
Peduli terhadap orang tua.
Sikap
peserta didik terhadap orang tuanya mungkin merupakan pantulan sikap orang tua
terhadapnya. Semakin peduli sikap orang tua, peserta didik pun akan tumbuh
dengan kepedulian yang dicurahkan kembali kepada orang tuanya.
d.
Peduli terhadap teman sekelas.
Guru
hendaknya senantiasa memperhatikan tingkah laku peserta didik di kelas. Seperti
cara bergaul, komunikasi, bersikap, bekerja sama, dan lain sebagainya. Guru
perlu menciptakan suasana yang mendukung untuk terwujudnya kerja sama antar
peserta didik di dalam kelas. Guru juga harus menunjukkan rasa peduli terhadap
peserta didik dengan tidak pandang bulu sehingga tidak menimbulkan kecemburuan
social diantara peserta didik.
e.
Peduli terhadap guru
Membentuk
ataupun menanamkan rasa kepedulian peserta didik terhadap gurunya dapat
dilakukan dengan memberikan penjelasan mengenai pentingnya kepedulian sekaligus
memberikan contoh nyatanya. Guru juga harus memiliki rasa sensitive dan
kepedulian yang tinggi terhadap peserta didiknya.
f.
Peduli terhadap lingkungan social
Dengan
menanamkan kepedulian terhadap lingkungan social, peserta didik dapat dengan
mudah bergaul dan diterima di lingkungannya. Meskipun begitu, peranan orang tua
sangatlah menentukan untuk menjadi teladan bagi anaknya ketika berada di luar
lingkungan sekolah.
18. Tanggung jawab
Rasa
tanggung jawab merupakan nilai penting yang harus ditanamkan kepada peserta
didik sejak dini. Peserta didik yang terbiasa dengan tanggung jawab, maka ia
kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang sungguh-sungguh dalam menjalankan
berbagai aktivitasnya.
Berikut
beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menanamkan karakter tanggung jawab
terhadap peserta didiknya:
a.
Memulai dari tugas-tugas sederhana
Guru
hendaknya memberikan tugas-tugas sederhana yang dapat memancing rasa tanggung
jawab peserta didik. Misalnya dengan adanya jadwal piket kelas, atau menugaskan
kepada salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum dan sesudah belajar,
menghapus papan tulis, menjadi ketua kelas, dan lain-lain.
b.
Menebus kesalahan saat berbuat salah
Ketika
peserta didik melakukan kesalahan, tanamkan pada dirinya untuk berani
menanggung resiko dari apa yang telah diperbuatnya. Contoh minimalnya meminta
peserta didik untuk berani meminta maaf ketika melakukan kesalahan.
c.
Segala sesuatu mempunyai konsekuensi
Guru
harus memahamkan kepada peserta didik tentang arti penting tanggung jawab.
Barang siapa berani berbuat, maka ia juga harus berani menerima resikonya.
d.
Sering berdiskusi tentang pentinya
tanggung jawab
Hendaknya
guru sering kali berdiskusi mengenai pentingnya tanggung jawab dalam kehidupan.
Selain memberikan pemahaman, guru juga harus memberikan contoh teladan yang
baik, sehingga peserta didik tidak hanya belajar teorinya saja, namun ia
melihat juga dari perilaku gurunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar