Selasa, 20 Maret 2012

Pendidikan Karakter (tugas pembekalan PPL 1 nih,.) ^^


Prolog: Pendidikan karakter memang isi yang sedang hangat diperbincangkan. Berangkat dari keprihatinan masyarakat dan pemerintah tentang kondisi bangsa Indonesia yang semakin ambruk, maka dicanangkanlah pendidikan karakter serta diusunglah Grand Design Pendidikan Karakter. Lihat saja, kini sekolah tidak hanya sebagai tempat belajar saja, melainkan sudah multi fungsi. Mulai dari tempat pacaran sampai tawuran bahkan perdangan narkotika. Seperti itulah sekelumit potret pendidikan Indonesia kini. Siapa yang tidak miris. Negeri yang tadinya menjadi guru bagi malaysia, kini menjadi negara 'kuno'. Idealnya kini seharusnya Indonesia bisa berada di atas Malaysia, paling tidak sejajar, namun apa nyatanya? 
Oke oke, kembali ke pendidikan karakter. Sebenarnya jika mau kembali kepada The Real of Islam, disana telah ada tawaran solusinya. Oke, silahkan digali lebih dalam lagi mengenai solusi Islam terhadap perbaikan karakter bangsa. [wah, kok jadi topik yang menarik ya? hehee,..] Ok, langsung saja ini dia materinya,... ^^



Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil, dimana tujuan pendidikan karakter adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekola melalui pembentukan karakter peserta didik secra utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan.
Penerapan pendidikan karakter dapat diimplementasikan dalam lingkup makro dan mikro. Dalam lingkup mikro, internalisasi pendidikan karakter dapat dimulai dari lingkup terkecil suatu individu, yakni lingkungan keluarga. Kebiasaan baik yang dicontohkan oleh orang tua dapat menanamkan sifat-sifat karakter baik pada anak. Contohnya ketika seorang ayah yang membangunkan anaknya untuk sholat subuh berjamaah, jika si anak belum bangun, maka ketika sang ayah pulang dilihatnya kamar anak, sandal jepit yang basah, atau tempat wudhu untuk mengecek apakah si anak telah bangun dan melaksanakan shalat. Jika si anak mengatakan sudah namun tanda-tanda
Dari segi kata akhlak dan karakter secara bahasa mengandung makna yang sama , yakni kebiasaan, tabi’at, watak, sifat-sifat kejiwaan. Dan secara istilah, karakter dan akhlak mempunyai arti sama juga yaitu suatu kehendak yang sudah biasa dan sering dilakukan secara spontan. Maka maksud dan tujuan pendidikan karakter dan pendidikan akhlak semakna dan sejalan, yakni suatu usaha sadar untuk membantu individu mempunyai kehendak untuk berbuat sesuai dengan nilai dan norma (baik dalam agama maupun di masyarakat) serta membiasakan perbuatan tersebut dalam kehidupannya.
Kemendiknas menyebutkan ada delapan belas nilai karakter, yakni:
1.      Religious/taat
Guru harus menamkan nilai-nilai keagamaan kepada peserta didik. Ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, termasuk dalam hal toleransi terhadap umat beragama, serta hidup rukun dan berdampingan.
2.      Jujur
Menanamkan kejujuran bagi peserta didik sejak dini dapat dilakukan saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Terkait itu, banyak pihak yang berpendapat bahwa sekolah dasar dinilai menjadi wadah utama dalam pembentukan karakter.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam membangun karakter jujur pada anak, yakni:
a.       Proses pemahaman terhadap kejujuran itu sendiri.
Tumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap nilai jujur. Kemudian kembangkan lagi dari pemahaman tersebut menjadi penghayatan dan pengamalan.
b.      Hendaknya guru menyediakan sarana yang dapat merangsang tumbuhnya sikap jujur pada anak.
Pihak sekolah maupun guru dapat menyediakan sebuah sarana untuk memancing rasa berani dan jujur.
c.       Hendaknya guru menjadi contoh atau teladan bagi anak.
Dengan segala tingkah laku dan gerak-gerik guru, anak dengan mudah mencontoh. Karena sejatinya seorang anak adalah peniru ulung. Maka guru harus berhati-hati juga dengan sikapnya.
d.      Hendaknya guru bersikap terbuka terhadap anak, sehingga terjalin komunikasi yang baik.
Dengan komunikasi yang baik, anak tidak akan merasa sungkan terhadap gurunya sehingga anak merasa bebas menyampaikan pendapat maupun masalahnya.
e.       Hendaknya guru tidak bereaksi berlebihan ketika mendapati anak didiknya berbohong.
Bersikaplah sewajarnya. Nasehati secara baik-baik dan lakukan pendekatan secara interpersonal, sehingga anak tidak merasa dihakimi dan anak dapat menyadari kekeliruannya.
3.      Toleransi
Guru harus menamkan karakter toleransi terhadap peserta didiknya. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat menghargai orang lain yang mungkin berbeda dengan dirinya. Memahamkan bahwa rakyat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk. Dengan banyaknya suku, adat, bahasa, menjadikan kita harus menghargai antarsesama. Termasuk menghargai dalam perbedaan agama.
4.      Disiplin
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru untuk membentuk karakter disiplin pada diri peserta didik. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Konsisten.
Guru perlu membuat kesepakatan dengan peserta didik demi kelancaran proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Dimana kedua pihak harus menepati atau konsisten terhadap peraturan yang telah dibuat dan disepakati bersama.
b.      Bersifat jelas.
Buatlah peraturan yang jelas, yang tidak membingungkan murid. Ini merupakan salah satu cara untuk menanamkan sikap disiplin pada peserta didik. Dengan peraturan yang jelas dan sederhana, akan mempermudah peserta didik untuk melakukannya.
c.       Memperhatikan harga diri.
Jika guru mendapati peserta didiknya ada yang tidak disiplin, hendaknya jangan menegur di depan teman-temannya. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap psikologi peserta didik yang menyebabkannya merasa minder dan tidak dihargai. Hendaknya guru menegur secara baik-baik dan dilakukan dengan pendekatan personal.
d.      Sebuah alasan yang bisa dipahami.
Hendaknya guru ketika membuat peraturan bersama peserta didik, dipahamkan juga mengapa alasan tersebut dibuat. Jangan biarkan peserta didik tidak mengetahui manfaat diberlakukannya peraturan tersebut.
e.       Menghadiahkan pujian.
Memberikan pujian dengan apa yang telah dilakukan peserta didik terutama ketika mereka telah berhasil menjalankan peraturan tersebut dengan baik, akan memberikan efek yang sangat baik. Peserta didik akan merasa dihargai, dan hal ini akan mendorong semangatnya untuk melakukannya lagi dan lagi.
f.       Memberika hukuman.
Apabila guru harus dengan terpaksanya memberikan hukuman kepada peserta didik, berilah hukuman yang tidak menyakitinya secara fisik dan psikis. Hendaknya guru berhati-hati ketika memberikan hukuman, serta dipahamkan kepada peserta didik tersebut mengapa ia mendapat hukuman. Hukuman tersebut juga sebaiknya hukuman yang mendidik, bukan melemahkan peserta didik.
g.      Bersikap luwes.
Dalam kondisi tertentu peserta didik bisa saja melanggar peraturan yang ada. Maka sudah seharusnya guru dapat memahami, bersikap fleksibel dan luwes. Sehingga anak tidak merasa tertekan dengan adanya peraturan tersebut.
h.      Melibatkan peserta didik.
Dalam membuat peraturan, hendaknya guru melibatkan juga peserta didik di dalamnya. Hindari membuat peraturan sepihak karena hal itu dapat menimbulkan pertentangan pada dirinya.
i.        Bersikap tegas.
Bersikap tegas bukan berarti bersikap keras. Sikap tegas guru mencerminkan keseriusannya menerapkan peraturan kedisiplinan tersebut.
j.        Jangan emosional.
Ketika memberikan hukuman terhadap peserta didik, hendaknya guru menghindari emosi yang berlebihan. Jangan menghukum peserta didik saat dalam keadaan marah. Karena hal itu dapat membuat guru menjadi tidak objektif dalam memperlakukan peserta didik.
5.      Kerja keras/gigih
Kerja keras adalah semangat pantang menyerah yang diikuti keyakinan kuat dan mantap untuk mencapai impian dan cita-cita. Nilai-nilai tersebut sangat penting agar tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuan dan cita-cita.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan karakter kerja keras peserta didik:
a.       Membantu peserta didik untuk membuat target pencapaian yang realistis
Hendaknya guru melatih peserta didik untuk membuat target-target yang akan dicapai. Untuk tahap berlatih, mintalah peserta didik untuk membuat target-target yang mudah diraih sekaligus doronglah agar mencapai target tersebut.
b.      Guru harus menyadari bahwa target termasuk sarana belajar
Target merupakan sarana belajar yang dapat membantu peserta didik dalam belajar. Target dapat menjadi patokan atau rambu-rambu untuk giat belajar dan berusaha.
c.       Guru mesti menghargai setiap proses belajar
Hendaknya guru memberikan apresiasi positif atas proses dan usaha terbaik yang telah dilakukan peserta didik. Cara tersebut dapat menumbuhkan perasaan diterma pada diri peserta didik sehingga ia akan semakin bersemangat untuk lebih meningkatkan keterampilannya dalam mempelajari kegigihan.
d.      Kegigihan perlu ditanamkan melalui penjelasan tentang arti kegigihan
Selain guru menjelaskan mengenai kegigihan, guru juga harus menjelaskan arti sebuah kegigihan. Dimana ketika hendak mencapai suatu tujuan pasti akan ada halangan dan rintangan yang harus dilalui. Itu merupakan bagian dari proses menggapai tujuan. Dengan bekerja keras, usaha, dan berdoa, tujuan yang telah dibuat pasti akan tercapai. Setidaknya telah melakukan yang terbaik.
e.       Berdamai dengan kegagalan
Jika peserta didik menemui kegagalan, maka tugas guru adalah memberinya pengertian mengenai kegagalan. Bahwa dalam setiap usaha pasti akan menemukan kegagalan. Justru dengan kegagalan seseorang dapat menjadi lebih baik. Banyak orang hebat yang lahir dari kegagalan. Dengan sikapnya yang besar hati dan gigih, maka terwujudlah impian dan cita-citanya. Hal ini dapat mengatasi rasa kecewa yang mungkin muncul dalam diri peserta didik.
f.       Memberikan kesempatan untuk menghadapi tantangan
Memberikan tantangan adalah cara terbaik untuk memberikan pelajaran. Dengan memberikan kesempatan untuk menghadapi tantangan, peserta didik akan banyak belajar yang kemudian akan membuatnya lebih memahami dan dapat mengembangkan potensinya.
6.      Kreatif
Dalam rangka mengembangkan potensi kreativitas peserta didik, maka pendekatan yang bisa menstimulais kemampuan, terutama kemampuannya dalam menyelesaikan masalah secara sistematis sangatlah dibutuhkan. Kemampuan menyelesaikan berbagai masalah dapat diartikan sebagai berkembangnya wawasan peserta didik yang akhirnya dapat berimplikasi terhadap kreatifitasnya.
7.      Mandiri
Peserta didik yang mandiri bisa melayani kebutuhannya sendiri sekaligus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanamkan sikap mandiri terhadap anak didik:
a.       Berilah bekal keterampilan untuk mengurus diri sendiri
Latihlah peserta didik untuk membuat jadwal hariannya di rumah dan di sekolah, kemudian melaksanakan dan menaati jadwal yang sudah dibuatnya tersebut.
b.      Bentuklah kegiatan-kegiatan sekolah yang merangsang sikap mandiri
Guru maupun pihak sekolah perlu untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang sikap mandiri siswa. Seperti kegiatan ekstra pramuka. Disini peserta didik dapat dilatih sikap mandirinya.
c.       Mintalah kepada peserta didik untuk membuat program kegiatan positif
Cobalah guru meminta kepada peserta didik untuk membuat program kegiatan positif yang dapat dilakukan di rumah maupun di sekolahnya. Contohnya, setelah pulang sekolah peserta didik membuat jadwal mengerjakan tugas bersama disalah satu rumah temannya yang berdekatan sore nanti, atau kegiatan lain yang mempunyai nilai positif.
d.      Biarkan peserta didik mengatur waktunya sendiri
Dengan memberikan kepercayaan dan keyakinan diri terhadap peserta didik untuk membuat jadwal dan mengatur waktunya sendiri, akan mendorong peserta didik untuk melaksanakan jadwal yang telah dibuatnya. Peran guru adalah ketika peserta didik sudah mulai keluar dari jalur yang sudah ditetapkannya.
e.       Peserta didik diberi tanggung jawab
Guru juga harus memberikan tanggung jawab terhadap peserta didik. Hal ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan mandiri untuk melaksanakan tugasnya. Guru juga meminta pertanggungjawaban terhadap program yang telah direncanakan oleh peserta didik. Baik secara lisan maupun tertulis.
f.       Mewujudkan kondisi badan yang sehat dan kuat
Kondisi badan yang sehat dan kuat merupakan bagian penting dari kompetensi dan kemandirian. Oleh karena itu, sekolah harus membuat suatu kegiatan guna mewujudkan kondisi seperti itu. Misalnya tiap pecan ada olahraga pagi secara bersama yang dilakukan oleh peserta didik dan guru-gurunya.
g.      Berilah kebebasan kepada peserta didik untuk menentukan tujuannya sendiri
Guru juga perlu memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menentukan tujuannya sendiri, hal ini dapat memberikan keyakinan lebih terhadap diri peserta didik untuk berpikir mandiri.
h.      Menyadarkan peserta didik bahwa guru tidak selalu ada di sisinya
Peserta didik perlu diberi kesadaran bahwa guru tidak selamanya ada di sisinya. Ini bertujuan untuk mulai menumbuhkan sikap mandiri, dapat dengan belajar sendiri maupun belajar bekerja sama dengan teman-teman sebayanya. Tidak bergantung selamanya kepada gurunya.
8.      Demokratis
Guru harus memahamkan peserta didiknya akan nilai demokratis. Yakni memahami bahwa setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Sehingga tidak ada pembedaan sikap terhadap satu dengan yang lainnya. Karena semua manusia hakikatnya sama, yaitu diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga sudah seharusnya bersikap adil dengan sesama.
9.      Rasa ingin tahu
Peserta didik perlu untuk ditanamkan karakter rasa ingin tahu. Yakni cara berpikir, sikap, dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingin-tahuan terhadap sega hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam. Hal ini sangat berguna bagi peserta didik untuk mengembangkan dan memperluas wawasan dan pengetahuannya.
10.  Semangat kebangsaan/nasionalisme
Nasionalisme yakni sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi atau individu dan golongan. Guru memahamkan kepada peserta didik pentingnya semangat kebangsaan. Hal ini dapat diaplikasikan dengan semangatnya mengikuti upacara hari senin atau upacara pada hari-hari besar kebangsaan untuk menumbuhkan semangat kebangsaan dan mengingat jasa pahlawan.
11.  Cinta tanah air
Cinta tanah air yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan ras bangga, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik dan lain sebagainya sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri. Guru dapat memahamkan peserta didik akan pentingnya menggunakan produk dalam negeri, mencintai budaya, bahasa, keanegaraman suku bangsa yang ada di Indonesia.
12.  Menghargai prestasi
Menghargai prestasi yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain serta mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi lebih tinggi. Guru harus menanamkan kepada siswa pentingnya berprestasi. Selain bermanfaat bagi diri peserta didik sendiri, dengan berprestasi juga artinya mengharumkan nama Indonesia. Sehingga kita perlu menghargai prestasi-prestasi yang telah diraih oleh anak bangsa Indonesia serta menjadi pemantik untuk menumbuhkan semangat  berprestasi.
13.  Komunikatif
Komunikatif yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik. Guru memahamkan kepada peserta didik akan pentingnya komunikasi yang baik dalam membina suatu hubungan dengan orang lain. Dengan komunikasi yang baik, dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang mungkin nantinya akan dialami.
14.  Cinta damai
Cinta damai yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu.
15.  Gemar membaca
Gemar membaca yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, Koran, dan lain sebagainya sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya. Guru menanamkan pada diri peserta didik akan pentingnya membaca. Ini akan sangat bermanfaat untuk memperluas wawasan. Guru juga harus menjadi teladan yang dapat dilihat peserta didiknya dalam menerapkan budaya membaca di kelas.
16.  Peduli lingkungan
Peduli lingkungan yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.
17.  Peduli sosial
Sikap peduli terhadap orang lain merupakan sikap yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia. Kepedulian perlu ditanamkan sejak dini pada seorang anak. Sebabnya, diperlukan latihan, pengenalan, dan penanaman yang intens, sehingga nilai-nilai kepedulian tersebut akan tumbuh dan berakar kuat pada diri seseorang.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat menumbuhkan sikap peduli pada peserta didik. Diantaranya:
a.       Menanamkan rasa peduli terhadap diri sendiri.
Sebelum memahami orang lain, terlebih dahulu pahamilah diri sendiri. Guru mengajak murid untuk memahami dirinya masing-masing serta menumbuhkan rasa peduli pada diri peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran diri akan pentingnya kesehatan, kebersihan, maupun kebiasaan-kebiasaan yang lainnya yang berkaitan dengan personal peserta didik.
b.      Peduli terhadap adik kelas.
Doronglah peserta didik untuk peduli terhadap adik kelasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan bersikap baik, berkata baik, menasehati dengan baik, dan mengekspresikan rasa kasih saying terhadap adik kelasnya. Hendaknya guru juga menciptakan budaya berkata baik dan bersikap sopan dalam diri peserta didik.
c.       Peduli terhadap orang tua.
Sikap peserta didik terhadap orang tuanya mungkin merupakan pantulan sikap orang tua terhadapnya. Semakin peduli sikap orang tua, peserta didik pun akan tumbuh dengan kepedulian yang dicurahkan kembali kepada orang tuanya.
d.      Peduli terhadap teman sekelas.
Guru hendaknya senantiasa memperhatikan tingkah laku peserta didik di kelas. Seperti cara bergaul, komunikasi, bersikap, bekerja sama, dan lain sebagainya. Guru perlu menciptakan suasana yang mendukung untuk terwujudnya kerja sama antar peserta didik di dalam kelas. Guru juga harus menunjukkan rasa peduli terhadap peserta didik dengan tidak pandang bulu sehingga tidak menimbulkan kecemburuan social diantara peserta didik.
e.       Peduli terhadap guru
Membentuk ataupun menanamkan rasa kepedulian peserta didik terhadap gurunya dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan mengenai pentingnya kepedulian sekaligus memberikan contoh nyatanya. Guru juga harus memiliki rasa sensitive dan kepedulian yang tinggi terhadap peserta didiknya.
f.       Peduli terhadap lingkungan social
Dengan menanamkan kepedulian terhadap lingkungan social, peserta didik dapat dengan mudah bergaul dan diterima di lingkungannya. Meskipun begitu, peranan orang tua sangatlah menentukan untuk menjadi teladan bagi anaknya ketika berada di luar lingkungan sekolah.
18.  Tanggung jawab
Rasa tanggung jawab merupakan nilai penting yang harus ditanamkan kepada peserta didik sejak dini. Peserta didik yang terbiasa dengan tanggung jawab, maka ia kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang sungguh-sungguh dalam menjalankan berbagai aktivitasnya.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menanamkan karakter tanggung jawab terhadap peserta didiknya:
a.       Memulai dari tugas-tugas sederhana
Guru hendaknya memberikan tugas-tugas sederhana yang dapat memancing rasa tanggung jawab peserta didik. Misalnya dengan adanya jadwal piket kelas, atau menugaskan kepada salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum dan sesudah belajar, menghapus papan tulis, menjadi ketua kelas, dan lain-lain.
b.      Menebus kesalahan saat berbuat salah
Ketika peserta didik melakukan kesalahan, tanamkan pada dirinya untuk berani menanggung resiko dari apa yang telah diperbuatnya. Contoh minimalnya meminta peserta didik untuk berani meminta maaf ketika melakukan kesalahan.
c.       Segala sesuatu mempunyai konsekuensi
Guru harus memahamkan kepada peserta didik tentang arti penting tanggung jawab. Barang siapa berani berbuat, maka ia juga harus berani menerima resikonya.
d.      Sering berdiskusi tentang pentinya tanggung jawab
Hendaknya guru sering kali berdiskusi mengenai pentingnya tanggung jawab dalam kehidupan. Selain memberikan pemahaman, guru juga harus memberikan contoh teladan yang baik, sehingga peserta didik tidak hanya belajar teorinya saja, namun ia melihat juga dari perilaku gurunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar